Saya berbicara tentang lima tahun, tapi pelatih mengatakan tidak, dia ingin sepuluh tahun. Ini yang kami sebut tentu keberlanjutan itu penting, program ini akan kami laksanakan dengan seriusJakarta (ANTARA) – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menyiapkan cetak biru sepak bola wanita 10 tahun dengan target Piala Dunia 2035, kata Jenderal PSSI Ketua Erick Thohir usai berbincang dengan pelatih timnas putri Indonesia, Satoru Mochizuki.“Tadi kami (bersama Satoru Mochizuki) sudah sepakat membuat blue print (sepak bola putri) 10 tahun. Tadi saya bicara lima tahun, tapi pelatih bilang tidak, maunya sepuluh tahun. Ini yang kita sebut, tentu keberlanjutan itu Yang penting, kita punya program ini akan kita laksanakan dengan serius,” kata Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
PSSI baru saja menunjuk Satoru Mochizuki untuk menangani timnas sepak bola wanita Indonesia dengan kontrak berdurasi dua tahun.
Saya memilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia satu kali, dan sembilan kali lolos ke final Piala Dunia putri sejak 1991, lanjut Erick.
Ia menyatakan, kehadiran Mochizuki merupakan bagian dari kerja sama PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang diresmikan pada Mei 2023.
Tangan keren Mochizuki telah membawa Jepang menjadi juara Piala Dunia Wanita 2011 di Jerman dan medali perak Olimpiade London 2012.
Baca juga: PSSI Tunjuk Satoru Mochizuki Sebagai Pelatih Timnas Wanita Indonesia
Penunjukan ini agar sepakbola putri kita juga bangkit, dan membuktikan bahwa kita di PSSI tidak hanya fokus pada sepakbola putra, kata Erick.
Bagi Erick, kedatangan Mochizuki merupakan langkah awal dalam mengembangkan potensi sepak bola putri Merah Putih.
Erick pun menyatakan tak melupakan sisi kepelatihan dan untuk mendukung liga sebagai kunci pembinaan, PSSI sudah menyiapkan cetak biru kompetisi putri sejak dini, sebelum menggulirkan Liga 1.
Intinya butuh waktu. Salah satunya, akhir bulan ini akan ada turnamen remaja putri U10 dan U14. Ini awal karena harus dimulai dari usia 9, 12, 14 tahun yang mana mengindikasikan pembinaan dari bawah,” kata Erick.
“Jadi kita membangun dari pengembangan akar rumput. Lalu kita buat zona-zona yang bisa diikuti oleh klub-klub, agar bisa menjadi liga. Turnamen-turnamen remaja ini bisa menyalurkan kompetisi dan menampung bakat-bakat sepak bola perempuan kita,” imbuh Erick.
“Kenapa langsung ke timnas? Karena saat ini timnas putri kita punya pemain-pemain yang kualitasnya bagus, banyak juga yang bermain di liga luar negeri. Jadi momentumnya bagus dan harus kita manfaatkan,” kata Erick lagi.
Baca juga: Pelatih Nova Arianto bidik sukses di Piala Asia U-17 tahun depan
Wartawan : Fajar Satriyo
Redaktur: Jafar M Sidik
Hak Cipta © ANTARA 2024