Psikoanalisis telah berevolusi dan dimodernisasi sejak konsepsi praktik Freud, dan banyak orang yang terlibat di dalamnya saat ini. Ini bisa menjadi bentuk pengobatan yang ampuh bagi mereka yang ingin menjalani refleksi diri secara mendalam.
Praktik psikoanalisis melibatkan pertemuan dengan psikoanalis terlatih beberapa kali hingga beberapa kali seminggu, di mana pasien berbicara tentang diri mereka sendiri, tantangan yang mereka hadapi, dan apa pun yang mendorong mereka untuk mencari terapi. Pasien bertujuan untuk berbicara dengan bebas tanpa sensor diri, dan untuk mengeksplorasi keyakinan, emosi, atau keinginan bawah sadar dengan analis.
Psikoanalisis bersifat terbuka dan tidak memiliki tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, berbeda dengan terapi lain seperti terapi perilaku kognitif. Proses ini seringkali berlangsung bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun.
Dalam sesi psikoanalisis, hubungan antara pasien dan psikoanalis menjadi fokus utama. Transferensi, yaitu perasaan atau sikap yang berasal dari hubungan masa lalu dapat ditransfer ke terapis, menjadi salah satu elemen kunci dalam eksplorasi diri. Pasien didorong untuk mengeksplorasi mimpi, asosiasi kata spontan, dan perasaan yang muncul selama sesi untuk memahami lebih dalam tentang pikiran dan perasaan yang mungkin tidak mereka sadari.
Meski proses ini memakan waktu lama, namun banyak yang menganggapnya sebagai perjalanan bermakna untuk menggali lapisan terdalam pemikiran dan pengalaman seseorang. Meskipun ada kritik terhadap pendekatan ini, psikoanalisis tetap menjadi bentuk terapi yang dihargai oleh mereka yang mencari pemahaman lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan ingin mengalami perubahan signifikan dalam hidup mereka.