NEWS

Berita Trending Terupdate

Umum

Protes petani Eropa tanda solusi iklim jangan hanya dibahas para elite

Tidak hanya di sejumlah pemerintahan sendiri di beberapa negara Eropa, bahkan Uni Eropa sendiri juga mulai membenahi kebijakan yang akan diambilnya.

Misalnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa (7/2) menyatakan partainya akan mencabut rancangan undang-undang pengurangan penggunaan pestisida di Uni Eropa di tengah protes para petani Eropa.

Menurut von der Leyen, usulan Komisi Eropa mengenai Regulasi Penggunaan Produk Perlindungan Tanaman Berkelanjutan yang mempunyai tujuan baik untuk mengurangi risiko produk yang dihasilkan oleh pabrik kimia, kini menjadi simbol polarisasi sehingga usulan tersebut perlu dilakukan. ditarik.

Namun, von der Leyen meyakinkan bahwa topik pelarangan pengurangan penggunaan pestisida akan tetap dibahas di masa depan, namun ke depan memerlukan lebih banyak dialog dan pendekatan yang berbeda.

Langkah ini merupakan langkah bijak karena berbagai kebijakan sektor pertanian tentunya harus melibatkan erat berbagai pemangku kepentingan terkait, khususnya petani.

Hal ini agar berbagai langkah yang sebenarnya baik untuk mengatasi dampak krisis iklim yang semakin parah dari tahun ke tahun juga dapat diterima dengan baik oleh berbagai kalangan.

Apalagi, rencana Uni Eropa untuk mengatasi dampak perubahan iklim saat ini menyentuh sektor sensitif yaitu pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja.

Untuk itu perlu adanya pendekatan yang lebih holistik dan seimbang dalam melihat manfaat dan kerugian dari berbagai aspek, terutama yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.

Dukungan publik

Uni Eropa juga fokus membangun industri dengan “teknologi bersih”, namun mereka juga menyadari bahwa mereka memerlukan dukungan dari masyarakat.

Dukungan dari masyarakat penting untuk mencapai sejumlah tujuan, seperti memastikan negara-negara di Uni Eropa dapat mempertahankan target iklim tahun 2030, serta mencapai emisi net-zero pada tahun 2050.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan umat manusia kini terancam serius akibat dampak perubahan iklim.

Sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok ilmuwan internasional di World Weather Attribution menyatakan bahwa perubahan iklim adalah penyebab utama rekor kekeringan di hutan hujan Amazon yang menyebabkan sejumlah sungai mengering, membunuh spesies terancam dan membahayakan kelangsungan hidup jutaan orang. di wilayah tersebut.

Padahal, melindungi Amazon sebagai kawasan hutan hujan terluas di dunia sangat penting dalam mengatasi dampak perubahan iklim karena banyaknya pepohonan yang tersebar luas di Amazon sangat penting dalam penyerapan gas rumah kaca.

Di negara tetangga Brazil, Chile, baru-baru ini terjadi kebakaran hutan yang meluas dan mengakibatkan sedikitnya 131 orang meninggal dunia. Menurut para ilmuwan, kebakaran hutan besar-besaran terjadi karena suhu yang memanas.

Selain itu, meluasnya api juga disebabkan oleh angin akibat gelombang panas akibat perubahan iklim dan dampak fenomena El Nino, serta kekeringan yang sering melanda Chile selama satu dekade terakhir.

Bahkan di Australia, pada Januari 2024 juga tercatat terjadi hujan lebat yang memicu banjir bandang di negara bagian Queensland.

Oleh karena itu, kita harus menyadari pentingnya mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Namun, akan lebih baik jika pembahasannya melibatkan berbagai pihak terkait, tidak hanya dilakukan oleh elite di tempat mewah hanya dengan menggunakan sudut pandang marga atau kelompok tertentu.

Hak Cipta © ANTARA 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *