Jakarta (ANTARA) – PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) pada tahun 2024 akan memasok total 2,56 juta ton biomassa untuk memenuhi kebutuhan penerapan teknologi cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).Jumlah tersebut meningkat dua setengah kali lipat dibandingkan tahun 2023 yakni 1 juta ton biomassa. Jumlah PLTU juga meningkat dari 43 menjadi 53 PLTU, kata Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan di Jakarta, Selasa.
Selain mampu menggantikan ketergantungan terhadap energi fosil secara bertahap, penggunaan biomassa juga dapat menurunkan emisi.
Menurut Mamit, penggunaan teknologi cofiring biomassa sebesar 2,5 juta ton pada tahun 2024 berpotensi menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 2,8 juta ton setara CO2.
Tahun lalu, penerapan cofiring biomassa di 43 pembangkit listrik mampu menurunkan emisi GRK hingga 941,9 ribu ton setara CO2.
Sedangkan pada tahun 2025, kebutuhan biomassa ditargetkan mencapai 10 juta ton dengan penerapan co-firing di 52 PLTU PLN Grup dan potensi penurunan emisi GRK sekitar 10 juta ton setara CO2.
“Ini merupakan pekerjaan yang luar biasa, mengingat lokasi penyediaan biomassa sangat tersebar dan relatif jauh dari kawasan PLTU,” kata Mamit.
Mamit menegaskan, dalam penyediaan biomassa untuk PLTU, PLN EPI sama sekali tidak melakukan deforestasi.
Sebaliknya, pihaknya justru menebar bibit tanaman di lahan-lahan tak terpakai yang sudah tidak terpakai, memanfaatkan limbah dan memberikan multiplier effect terhadap perekonomian masyarakat pedesaan.
“Kontrak pengadaan biomasa juga dilakukan dengan CV, koperasi, dan kelompok masyarakat. Ini bedanya biomasa dan batubara. Kalau batubara kita bicara korporasi, tapi kalau biomass kita bicara ekonomi sirkular dan sosial, “ucap Mamit.
Mamit optimistis PLN EPI mampu memenuhi target kebutuhan 10 juta ton biomassa untuk cofiring PLTU pada tahun 2025 mengingat potensi biomassa di dalam negeri cukup melimpah.
“Pemetaan biomassa di Indonesia saat ini mencapai 500 juta ton. Dengan target 10 juta ton pada tahun 2025, Insya Allah bisa kita penuhi dengan memanfaatkan limbah dan energi hutan tanaman,” ujarnya.
Untuk itu PLN EPI aktif menyelenggarakan berbagai pelatihan antara lain pembibitan, tanaman organik, dan silase. Sejauh ini kegiatan tersebut telah dilaksanakan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam waktu dekat akan diduplikasi di daerah lain yakni Kupang, Cilacap, dan Tasikmalaya.
Pada tahun 2023, pasokan biomassa PLN EPI berasal dari sisa/limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan seperti serbuk gergaji, sekam padi, tongkol jagung, ampas tebu, pelet tandan kosong sawit, cangkang sawit, cangkang kemiri dan serpihan kayu dari ranting dan tanaman yang ditanam kembali. . karet, bahkan BBJP dari olahan sampah kota.
PLN EPI juga membuka peluang bagi warga untuk menjual cabang-cabang pembangkit yang akan diolah menjadi energi terbarukan biomassa sebagai pengganti batu bara PLTU.
Dengan indeks harga biomassa sebesar 1,2 dari harga batu bara, hanya akan meningkatkan BPP (biaya produksi) sebesar 0,5 sen AS, jauh lebih murah dibandingkan energi terbarukan lainnya.
Baca juga: PLN EPI manfaatkan limbah tepung sawit untuk uji cofiring PLTU
Baca juga: PLN EPI Gandeng Jepang Perkuat Rantai Pasokan LNG dan Energi Ramah Lingkungan
Wartawan: Faisal Yunianto
Redaktur: Nurul Aulia Badar
Hak Cipta © ANTARA 2024