mereka adalah anak-anak yang terlahir istimewa, dan memiliki peluang serta kemampuan yang sama dalam berkarir
Makassar (ANTARA) – Plt Ketua TP PKK Sulawesi Selatan Sofha Marwan Bahtiar meminta pihak-pihak yang berkepentingan memperhatikan dan memberikan perlindungan terhadap anak down syndrome, khususnya dari kasus kekerasan seksual.Sofha Marwah di Makassar, Minggu (29/10), mengatakan, Oktober sebagai Bulan Peduli Down Syndrome merupakan kesempatan untuk menyebarkan informasi dan menyadarkan masyarakat akan kemampuan dan prestasi anak down syndrome.
Anak-anak ini mempunyai kelainan genetik, dan mempunyai fisik yang khas. Permasalahan yang mereka hadapi akibat kelainan genetik ini cukup beragam, seperti permasalahan pada jantung, pernafasan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan lain sebagainya.
“Tercatat 3.000 hingga 5.000 bayi lahir dengan Down Syndrome setiap tahunnya di Indonesia,” ujarnya saat membuka talkshow menyambut peringatan Bulan Peduli Down Syndrome di Rujab Gubernur Sulsel.
Ibu PAUD Sulawesi Selatan ini mengatakan, jika diberikan perhatian dan pendidikan yang baik, anak down syndrome bisa hidup sehat, bahagia, dan mandiri. Ia berharap stigma buruk terhadap anak down syndrome bisa dihilangkan.
“Down syndrome bukanlah suatu penyakit. Mereka adalah anak-anak yang dilahirkan istimewa, serta memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama dalam berkarir,” ujarnya.
Baca juga: Mensos jajaki bantuan USAID untuk fasilitasi guru bagi anak down syndrome
Baca juga: Mattel Perkenalkan Boneka Barbie Penderita Down Syndrome
Talkshow Peran Masyarakat dalam Pencegahan dan Penanganan Pelecehan Seksual ini dilakukan, kata Sofha Marwah, karena banyaknya kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak kita, termasuk penyandang disabilitas, serta anak down syndrome.
“Ini penting, karena anak kita yang mengidap Down Syndrome belum mengetahui hal ini. Oleh karena itu, orang tua atau wali harus menjelaskan kepada anak kita apa yang boleh dilihat dan apa yang tidak boleh dilihat, bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan apa saja yang boleh disentuh. tidak boleh disentuh, dan siapapun boleh menyentuhnya,” jelasnya.
Menurut Sofha Marwah, hal ini tentu menjadi tantangan berat bagi para orang tua. Meski demikian, ia berharap para orang tua tetap memperjuangkan masa depan anaknya, agar tidak malu dan rendah diri karena memiliki anak dengan down syndrome.
“Komunitas Orang Tua Anak Down Syndrome atau KOADS harus menjadi wadah untuk mengembangkan bakat dan minat anak-anak tersebut, karena mereka berbakat, kreatif dan produktif. Kami juga ingin KOADS bisa memberikan masukan dan saran kepada pemerintah, sehingga apa yang kita harapkan bersama tercapai,” jelasnya.
Baca juga: Strategi Pola Asuh Orang Tua Berperan Besar pada Anak Down Syndrome
Baca juga: Keluarga Bantu Anak Down Syndrome Tumbuh dan Berkembang Optimal
Sementara itu, Pembina KOADS Sulsel, Dr Khairiah Buhari, mengatakan anak down syndrome bisa dilatih menjadi orang hebat. Di dunia, cukup banyak anak down syndrome yang sukses, seperti John Kids yang terkenal memproduksi kaus kaki dengan desain lucu yang tersebar ke seluruh dunia.
Kemudian, Christian Royal terkenal dengan tembikarnya. Dan dari Indonesia ada Aswin Nugroho yang memiliki toko kue dengan penghasilan jutaan per bulan.
“Down syndrome bukanlah penyakit, melainkan kelainan genetik yang dialami anak kita. Wanita yang melahirkan di atas usia 35 – 40 tahun rentan melahirkan anak dengan Down Syndrome. bisa menjadi orang-orang hebat,” kata Khairiah.
Baca juga: Pemerintah Diharapkan Maksimalkan Pemenuhan Hak Anak Down Syndrome
Baca juga: Hari Down Syndrome Sedunia adalah momentum untuk menciptakan dunia yang inklusif
Baca juga: Keluarga Jadi Kunci Pendidikan Karakter Anak Down Syndrome
Wartawan: Abdul Kadir
Redaktur: Budhi Santoso
HAK CIPTA © ANTARA 2023