Selama bertahun-tahun, El Castillo dikenal sebagai piramida yang hanya digunakan sebagai tempat para pendeta merayakan upacara. Namun, pada tahun 1930-an, sekelompok arkeolog memulai eksplorasi dan mengungkap sisi lain dari piramida ini. Mereka menemukan bahwa ada kuil piramida lain yang tersembunyi di dalam piramida yang lebih besar. Piramida ini memiliki sembilan platform, satu tangga, dan sebuah kuil berisi jejak kaki manusia, patung berbentuk jaguar bertatahkan batu giok, dan patung Chac Mool.
Chac Mool adalah patung Maya yang menggambarkan sosok laki-laki abstrak, sedang bersantai dan memegang mangkuk yang digunakan sebagai wadah persembahan. Para peneliti memperkirakan piramida ini kemungkinan dibangun antara tahun 800 hingga 1000 Masehi.
Pada pertengahan tahun 2010-an, para arkeolog menggunakan teknik pencitraan non-invasif untuk mengungkap lebih banyak misteri di dalam piramida El Castillo. Mereka menemukan piramida lain yang tersembunyi di dalam dua piramida sebelumnya. Piramida ketiga ini diyakini dibangun antara tahun 550 dan 800 M, dan mungkin memiliki tangga dan altar.
Pada akhirnya, penemuan ini membuka kemungkinan bahwa El Castillo memiliki peran yang lebih penting dalam sistem kepercayaan Maya. Tidak hanya struktur fisiknya yang mengesankan, piramida mungkin juga berfungsi sebagai simbol “axis mundi”, pusat dunia yang menghubungkan bumi dengan surga dan dunia bawah.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, para arkeolog mulai menjelajahi sistem air bawah tanah di bawah Chichén Itzá dalam upaya mengungkap lebih banyak rahasia yang tersembunyi di bawah piramida ini. Jika teori mereka benar, maka El Castillo tidak hanya berfungsi sebagai tangga menuju surga, tetapi juga sebagai pintu gerbang menuju dunia bawah.