Jakarta (ANTARA) – Petani milenial pemilik usaha Sayuran Organik Merbabu (SOM), Shofyan Adi Cahyono, memanfaatkan teknologi plasma ozon untuk menjaga kesegaran, umur simpan, dan tampilan sayuran sehingga membuat produk pertaniannya lebih menarik dan berkualitas. .Manfaat penggunaan ozon sudah kita rasakan, sayuran tetap segar, tidak mudah busuk, dan umur simpan lebih lama, kata Adi di Jakarta, Kamis.
Adi mengatakan, manfaat teknologi ozon plasma terutama terasa pada lahan pertanian organik yang dikelolanya bersama 30 orang lainnya, saat cuaca ekstrem cenderung lebih cepat memicu pembusukan sayuran.
Menurut dia, faktor peralihan musim kemarau ke musim hujan menjadi momen krusial yang mempercepat munculnya patogen penyakit yang dapat merugikan petani.
Kondisi ini diperparah dengan prinsip pertanian organik tanpa pestisida kimia sehingga sulit menangani hama seperti ulat bulu secara manual.
Ia juga mengatakan, pertanian organik yang dikelolanya bertolak belakang dengan lahan konvensional sehingga memerlukan langkah khusus agar produk yang dihasilkan tidak terkontaminasi pestisida kimia.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan membuat buffer zone berupa tanaman rumput gajah, namun Adi mengakui penggunaan ozon merupakan cara yang lebih efektif dalam mengurangi residu pestisida.
“Ozon ini juga mempunyai kemampuan dalam mengurangi residu pestisida. Jadi, produk kita bisa diklaim benar-benar organik,” ujarnya.
Baca juga: Peneliti: Penggunaan plasma ozon membantu menyimpan hasil pertanian
Baca juga: Ilmuwan Undip Ciptakan Pengawet Nabati dengan Teknologi Ozon
Ia mengatakan penggunaan plasma ozon juga memberikan manfaat dalam mendukung klaim bahwa produknya benar-benar organik.
Sedangkan dari aspek operasional, keunggulan teknologi ozon terletak pada kemudahan penggunaan dan biaya operasional yang rendah.
Apalagi, kata dia, pegawai yang berlatar belakang pendidikan SMK bisa mengoperasikannya dengan mudah sehingga meminimalisir waktu pelatihan.
Dengan biaya operasional yang terjangkau, teknologi plasma ozon tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memenuhi standar pertanian organik.
“Kami mayoritas lulusan SMK, sehingga dengan canggihnya teknologi tentu membutuhkan waktu untuk pelatihan,” ujarnya.
Adi mengungkapkan, penggunaan ozon dalam mencuci sayuran sudah menjadi prosedur rutin sehingga memberikan dampak positif terhadap kesegaran dan umur simpan sayuran.
Hasil penggunaan ozon juga memberikan manfaat ekonomi dengan mengurangi risiko pengembalian produk di supermarket.
“Kalau kita pajang di supermarket, biasanya sebelum dipakai ozon akan dikembalikan dalam waktu tiga hari. Dengan penggunaan ozon masih bisa bertahan selama tujuh hari, bahkan sampai dua minggu, sehingga mengurangi risiko pengembalian,” kata Adi.
Baca juga: Atasi Pasca Panen, BRIN Kembangkan Teknologi Nanobubble Generator
Baca juga: Mempersiapkan Petani Milenial Sebagai Pewaris Negara Agraris
Wartawan: Bayu Pratama Syahputra
Editor: Gilang Galiartha
HAK CIPTA © ANTARA 2023