NEWS

Peringatan tsunami belum dicabut, WNI di Jepang diminta waspada

Peringatan tsunami belum dicabut, WNI di Jepang diminta waspada

Tokyo (ANTARA) – KBRI Tokyo dan KJRI Osaka mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di wilayah terdampak gempa Jepang untuk tetap waspada karena peringatan tsunami belum dicabut hingga Senin (1/1) malam. .“WNI diminta untuk tetap waspada terhadap gempa susulan dan tsunami serta selalu memantau informasi dan arahan dari otoritas setempat. Peringatan tsunami di sepanjang pantai barat Jepang belum dicabut hingga malam ini waktu Jepang,” kata KBRI Tokyo. dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

Sistem pelaporan mandiri KBRI Tokyo mencatat terdapat 3.791 WNI yang tinggal di tiga prefektur terdampak gempa: Ishikawa (1.315 orang), Toyama (1.344 orang), dan Niigata (1.132 orang).

Gempa berkekuatan 7,4 SR yang terjadi pada Senin pukul 16.10 waktu setempat (14.10 WIB) juga dirasakan di Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.

Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami di beberapa wilayah.

KBRI Tokyo dan KJRI Osaka berkoordinasi dengan otoritas setempat dan menghubungi sejumlah simpul masyarakat di wilayah terdampak untuk memastikan kondisi WNI.

“KBRI Tokyo dan KJRI Osaka mengimbau WNI untuk melakukan evakuasi mandiri terlebih dahulu,” tulis keterangan tersebut.

Sejauh ini, gempa berdampak pada pembatalan jadwal kereta peluru Shinkansen dan pendaratan pesawat di Bandara Niigata.

Gempa bumi juga menyebabkan kerusakan pada beberapa jalan di Ishikawa, pemadaman listrik, dan berdampak pada sekitar 35.000 keluarga di tiga prefektur tersebut.

WNI yang terdampak gempa dapat menghubungi kontak darurat melalui nomor telepon +818035068612 (KBRI Tokyo) dan +818031131003 (KJRI Osaka).

Baca juga: Gempa Melanda Jepang, WNI di Ishikawa Mengungsi ke Masjid
Baca juga: Pemerintah mengimbau WNI di Jepang waspada terhadap gempa susulan dan tsunami

Wartawan : Juwita Trisna Rahayu
Redaktur: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version