Tidak ada alasan apapun, yang kita bicarakan adalah efektivitas pemerintahan.Jakarta (ANTARA) – Pengamat politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat mengatakan, pertemuan dan jabat tangan antara Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Menteri Agraria dan Tata Ruang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Istana Negara Jakarta, Senin, tak lepas dari peran besar Presiden RI Joko Widodo.”Di sini Pak Jokowi wakilnya ya, katanya, beliau adalah jembatan bagi semua politisi yang berbeda-beda. Namun, sebenarnya beliaulah yang merancang,” kata Cecep saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin.
Cecep menjelaskan, Jokowi juga berperan kuat dalam mempertemukan AHY dan Moeldoko yang sebelumnya terlibat perselisihan kepengurusan Partai Demokrat.
“Kalau Demokrat masuk kabinet, akhirnya ditampung di kabinet oleh Jokowi, itu hak prerogratif presiden. Mau tidak mau Moeldoko, meski sempat berkonflik dengan AHY, akhirnya menerima AHY juga. Jadi, peran Jokowi kuat. dalam menyatukan dua pihak yang berkonflik,” ujarnya.
Baca juga: Moeldoko dan AHY berjabat tangan di Istana menarik perhatian jurnalis
Baca juga: NasDem: Keputusan MA menolak PK Moeldoko adalah kado istimewa AHY
Sementara itu, Moeldoko menyebut pertemuan dan jabat tangan antara dirinya dan AHY merupakan hal yang lumrah bagi sesama rekan kabinet.
Moeldoko menegaskan, perselisihan kepengurusan partai yang pernah melibatkan dirinya dan AHY tidak boleh mengganggu hubungan kerja di pemerintahan.
“Pekerjaan tetap tidak terganggu. Tidak ada alasan apa pun, kita bicara efektivitas pemerintah,” kata Moeldoko di Jakarta, Senin.
Moeldoko pun mengaku siap mengundang AHY selaku Menteri ATR/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk rapat bersama KSP terkait pengaduan masyarakat terkait pertanahan.
Dalam kesempatan terpisah, AHY menyebut memang sudah bersalaman dengan seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju, termasuk Moeldoko.
AHY menilai jabat tangan adalah hal biasa untuk menjaga silaturahmi antara dirinya sebagai menteri baru dengan jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Ia menyatakan siap berkoordinasi atau mengadakan pertemuan dengan KSP ke depannya. Selain itu, ia menegaskan ingin menjadi bagian integral dari pemerintah.
“Saya tidak mau melebih-lebihkan apa yang sudah berlalu. Karena kalau begitu berarti tidak maju. Yang jelas kita semua sudah melewati sebagian perjalanan politik Partai Demokrat juga,” dia berkata.
Menurutnya, perselisihan kepengurusan partainya merupakan hal yang berharga untuk dijadikan pembelajaran.
Wartawan: Rio Feisal
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Hak Cipta © ANTARA 2024