Jakarta (ANTARA) – Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa menilai pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membutuhkan koalisi semi permanen selama 20 tahun untuk memastikan program strategis mereka tercapai.“Koalisi partai semi permanen 20 tahun ini penting, karena program-program raksasa seperti pemindahan ibu kota, hilirisasi, digitalisasi, dan makan siang gratis memerlukan konsolidasi minimal 20 tahun agar tidak goyah,” kata Ardian dalam keterangan pers. diterima di Jakarta, Jumat.
Selain itu, Ardian menilai Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi besar karena posisi partai tersebut di Koalisi Indonesia Maju (KIM) bukan sebagai penguasa kursi di depan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.
Ardian menyebut perolehan suara KIM di DPR hanya 43,1 persen. Jumlah suara yang diperoleh berasal dari Golkar 15,29 persen, Gerindra 13,22 persen, Demokrat 7,43 persen, dan PAN 7,24 persen.
Ardian dan jajarannya juga telah melakukan survei mengenai respons masyarakat terhadap wacana pembentukan koalisi semi permanen untuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran.
LSI Denny JA melakukan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia dengan margin of error survei ini sebesar 2,9 persen. Survei dilakukan pada 1–15 Maret 2024.
Selain survei yang menggunakan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisis dengan metode kualitatif, seperti analisis media, wawancara mendalam, expert judgement, dan focus group Discussion.
Berdasarkan hasil survei, 75,8 persen masyarakat setuju dengan wacana koalisi semi permanen, 15,1 persen tidak setuju, dan 9,1 persen menjawab tidak tahu.
Berdasarkan pemilih calon presiden dan wakil presiden, tercatat pemilih Ganjar Pranowo dan Mahfud Md paling setuju dengan konsep koalisi semi permanen dengan perolehan suara 80,7 persen.
Pemilih Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar memperoleh 75,9 persen suara mendukung pembentukan koalisi semi permanen dan terakhir pemilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memperoleh 74,4 persen.
Sementara dari sisi pemilih partai, tercatat pemilih Partai Demokrat menjadi yang paling setuju dengan koalisi semi permanen dengan perolehan suara.
95,1 persen.
Sedangkan pemilih PKS merupakan pemilih partai yang paling sedikit menyetujui konsep koalisi semi permanen, yakni 57,1 persen.
Wartawan: Walda Marison
Editor: Chandra Hamdani Noor
Hak Cipta © ANTARA 2024