NEWS

Pemprov Sulawesi Selatan fokus mengembangkan dan melindungi bahasa daerah

Pemprov Sulsel fokus pengembangan dan perlindungan bahasa daerah

Kita mempunyai tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa bahasa dan sastra kita tetap hidup, berkembang dan dilindungi. Makassar (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pihak-pihak berkepentingan fokus pada program pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa Indonesia dan bahasa daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad, dalam keterangannya di Makassar, Sabtu, mengapresiasi dukungan pihak terkait dan seluruh pemerintah daerah di Sulsel dan Sulbar yang berkomitmen mendukung perlindungan bahasa dan sastra di daerahnya masing-masing.

Sebagai pemerintah daerah, katanya, kami mengakui dan mengapresiasi peran bahasa dan sastra dalam memperkuat identitas budaya kita. Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, tetapi juga cerminan sejarah, tradisi dan nilai-nilai yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Baca juga: BRIN Rekomendasikan Bahasa Laha Jadi Bahasa Persatuan di Ambon

“Untuk itu kita mempunyai tanggung jawab bersama untuk memastikan bahasa dan sastra kita tetap hidup, berkembang, dan terlindungi,” kata Arsjad pada Rapat Koordinasi Antar Lembaga Program Pengembangan Perlindungan Bahasa Daerah di Makassar.

Rakor ini, kata Arsjad, menjadi momentum penting bagi kita semua untuk berbagi pengalaman, ilmu pengetahuan, dan ide-ide inovatif dalam upaya menjaga keberlangsungan bahasa dan sastra Indonesia serta bahasa daerah di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

“Tentunya dengan rakor ini saya yakin kita bisa menciptakan strategi yang lebih efektif dan terpadu untuk memperkuat pendidikan bahasa dan sastra, mendukung sastrawan dan seniman lokal, serta menjaga warisan budaya yang begitu berharga bagi kita semua,” ujarnya. dikatakan.

Menurut Arsjad, pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa dan sastra tidak bisa dilakukan secara terpisah. Perlu terjalin kerjasama yang erat antara pemerintah, akademisi, praktisi budaya dan masyarakat agar program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi keberlangsungan budaya dan bahasa daerah.

“Khusus di Sulsel, kita mempunyai setidaknya 14 bahasa daerah, belum termasuk dialek mulai dari Toraja, Bugis, Makassar, Mandar, Massenrempulu, Lemolang, Rampi, Seko, Bugis De, Wotu, Bajo, Konjo, Bonerate dan Laiyolo,” ujarnya. dikatakan .

Baca juga: Kekurangan Sopir Taksi, Jepang Akan Gelar Ujian SIM dalam 20 Bahasa

Sedangkan di Sulawesi Barat tercatat beberapa dialek dan bahasa daerah antara lain Baras, Benggaulu, Mamasa, Mandar, Mamuju, Budong-Budong, Kone-Konee, Pannei dan Topoiyo.

Untuk itu, beliau mengajak seluruh peserta rapat koordinasi untuk berkolaborasi, bertukar pikiran, dan berkomitmen untuk melaksanakan program ini dengan penuh semangat dan dedikasi, khususnya terhadap bahasa daerah kita yang terancam punah dan bersama-sama mewujudkan visi untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa daerah. kekayaan budaya dan bahasa daerah kita. demi kesejahteraan dan keberlanjutan generasi mendatang.

Ia juga mengungkapkan, Pj Gubernur Sulsel sebelumnya bertugas di Provinsi Riau yang dikenal dengan pantun. Kemudian disini Pj Gubernur menyarankan agar pidato-pidato tersebut disarankan menggunakan nasehat orang tua, karena nasehat orang tua jika dimaknai sangat baik sebagai prinsip hidup.

“Dan ini juga bagaimana membangun kecintaan kita terhadap bahasa daerah agar mereka bisa mengenal bahasanya dan mengenal budayanya,” imbuhnya.

Baca juga: Pemkab Bangli Gelar Berbagai Lomba di Bulan Bahasa Bali

Wartawan: Abdul Kadir
Redaktur: Sambas
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version