NEWS

Pemkot Semarang mewajibkan hotel menggunakan air PDAM

Pemkot Semarang wajibkan hotel gunakan air PDAM

Bukan hanya bisnis. Namun, hal ini lebih disebabkan oleh perlindungan lingkungan

Semarang (ANTARA) – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, mewajibkan pengusaha hotel dan mal menggunakan air berlangganan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal Kota Semarang untuk menjaga kelestarian air bawah tanah.”Kita sudah tegaskan. Harus pakai air PDAM, tidak boleh. Jangan pakai air bawah tanah,” kata Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin di Semarang, Rabu.

Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi pembicara pada Dialog Interaktif bertajuk “Dampak Penurunan Tanah di Kota Semarang”.

Menurut dia, para pengusaha hotel dan mal sudah diberikan sosialisasi terkait larangan penggunaan air bawah tanah, mengingat dampaknya terhadap penurunan permukaan tanah secara masif di Kota Semarang.

“Akan rusak parah jika dibiarkan menggunakan air bawah tanah,” ujarnya saat ditanya soal banyaknya mall dan hotel baru yang bermunculan di Kota Semarang belakangan ini.

Iswar menegaskan, kewajiban penggunaan air PDAM tidak semata-mata mengarahkan mereka untuk berlangganan dan membayar, namun pertimbangannya lebih pada pelestarian lingkungan.

“Bukan berarti kita mengarahkan mereka untuk membayar. Ya PDAM yang membayar, itu untuk biaya produksi, bukan hanya usaha. Namun, lebih untuk menjaga lingkungan,” ujarnya.

Terkait penerapan aturan tersebut, kata dia, pihaknya tengah menggencarkan patroli untuk mengecek hotel dan mal yang mungkin menggunakan air bawah tanah agar bisa dilakukan tindakan.

Sementara itu, pakar sumber daya air Universitas Diponegoro Semarang, Prof Suripin, mengakui penggunaan air bawah tanah begitu masif sehingga tidak mudah untuk dihentikan begitu saja.

“Memang ada larangan mengambil air bawah tanah, atau paling tidak dikurangi. Kalau ambil banyak, tidak bisa dihentikan. Setidaknya tidak bisa menunggu jaringan PDAM mencapai 100 persen, benar,” katanya.

Menurut dia, eksploitasi air bawah tanah akan berdampak pada penurunan muka tanah yang semakin cepat sehingga harus dilakukan upaya penyeimbangan yaitu pengisian kembali air bawah tanah.

“Kalau tidak ada keseimbangan antara yang diambil dan diisi, ini terus berlanjut dan sulit dihentikan. Berhenti kalau ada keseimbangan antara yang diambil dan diisi,” ujarnya.

Pengisian ulang air tanah, kata dia, bisa dilakukan oleh semua orang dan tidak membutuhkan biaya besar, termasuk dengan membuat sumur resapan agar ketersediaan air bawah tanah terisi kembali.

Wartawan: Zuhdiar Laeis
Redaktur : M.Tohamaksun
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version