Sektor ini mampu menghasilkan tambahan PDB lebih dari Rp 500 triliun. Jakarta (ANTARA) – Kepala Divisi Asia Timur dan Asia Tenggara Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Jerman Andreas Foerster mengapresiasi dokumen rencana aksi ekonomi sirkular Indonesia yang menjajaki peluang dan manfaat pengembangan sektor ini.“Jika melihat dokumen (rencana aksi) Indonesia, terlihat ada manfaat ekonomi yang signifikan dari ekonomi sirkular dan saya kagum sektor ini dapat menghasilkan tambahan PDB lebih dari Rp 500 triliun,” kata Andreas Foerster di Forum Rencana Aksi Ekonomi Sirkular Indonesia di Jakarta, Kamis. .
Ia juga menyatakan bahwa pengembangan ekonomi sirkular dapat mendorong pertumbuhan hijau di Indonesia dan menciptakan hingga 5 juta lapangan kerja baru.
Menurutnya, penerapan ekonomi sirkular penting untuk melakukan mitigasi perubahan iklim.
“Polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim semuanya saling berkaitan. Indonesia merupakan negara yang sangat terdampak dengan permasalahan ini. Jadi, bisnis seperti biasa “Hal tersebut tidak bisa lagi menjadi pilihan bagi pelaku usaha untuk diterapkan,” kata Foerster.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah Jerman dan Indonesia telah melakukan berbagai kolaborasi untuk mengembangkan ekonomi sirkular di Indonesia dengan membangun kerangka kerja yang memungkinkan, mengubah perilaku dan infrastruktur.
Dia menyatakan bahwa penyusunannya kerangka kerja yang memungkinkan Peningkatan efektivitas regulasi dan penguatan kelembagaan sangat penting, sementara perubahan perilaku diperlukan agar semua pihak menyadari bahwa permasalahan pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular harus menjadi perhatian bersama.
Sementara di bidang infrastruktur, pemerintah Jerman memberikan dana untuk membangun tempat pembuangan sampah dengan sistem sanitasi modern yang dilengkapi mesin daur ulang dan pemilahan di berbagai provinsi di Indonesia.
Selain itu, Foerster mengatakan kedua negara juga melakukan kerja sama teknis untuk mewujudkan reformasi pengelolaan sampah.
“Saya tegaskan, apa yang kita bicarakan ini benar-benar fenomena global. “Ini bukan hanya masalah Indonesia dan juga bukan hanya Jerman, sehingga perlu upaya bersama untuk mengatasinya,” ujarnya.
Baca juga: Kemenperin Sebut Ekonomi Sirkular Kunci Pengembangan Industri Hijau
Baca juga: Ekonomi sirkular akan berkontribusi 35 persen pengurangan karbon
Baca juga: PLN NTT Optimalkan Pemanfaatan FABA untuk Ekonomi Sirkular Masyarakat
Wartawan : Uyu Septiyati Liman
Redaktur: Faisal Yunianto
Hak Cipta © ANTARA 2024