Apalagi jika naluri kita sudah terlanjur berbicara, ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Tak mungkin pria kaya raya dan tampan tiba-tiba mengatakan ingin melamar. Apalagi menjanjikan hal-hal indah
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) meminta masyarakat berhati-hati terhadap orang asing di dunia maya untuk menghindari kejahatan penipuan cinta.“Jangan mudah percaya ada orang asing, bersikap baiklah kepada kami,” kata Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Rumah Tangga dan Rentan PPPA, Eni Widiyanti, dalam media talk bertajuk “Cegah Perempuan Terjebak Penipuan Cinta” “, di Jakarta, Jumat.
Ia juga mengingatkan agar identitas teman di dunia maya dikonfirmasi terlebih dahulu. “Perlu dilakukan pemeriksaan identitas,” kata Eni Widiyanti.
Lebih lanjut, kata dia, jangan pernah mencantumkan data pribadi di media sosial. “Jangan sertakan nomor telepon, alamat rumah,” ujarnya.
Baca juga: Polisi kembali menangkap 42 WN China karena jaringan “penipuan cinta” di Batam
Selain itu, menurutnya kita harus waspada jika pelaku meminta password dan username pada akun yang kita miliki.
“Akun kita sering berhubungan, begitu dia masuk ke akun kita, dia bisa mengakses semuanya. Kita jangan pernah gegabah, berpuas diri dalam membagikan username dan password,” ujarnya.
Eni Widiyanti menambahkan, masyarakat tidak boleh menganggap remeh naluri.
“Naluri itu penting. Apalagi kalau naluri kita sudah terlanjur bicara, itu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Tidak mungkin orang kaya, tampan tiba-tiba mengatakan ingin melamar. Apalagi menjanjikan sesuatu yang indah,” ujarnya.
Baca juga: Polisi Tangkap 88 Pelaku Penipuan Cinta Asal China di Batam
Eni Widiyanti mengatakan rendahnya literasi digital membuat perempuan rentan terhadap penipuan cinta. “Literasi digital harus dibarengi dengan pengetahuan bagaimana risiko masuk ke dunia digital,” ujarnya.
Penipuan cinta adalah penipuan berkedok asmara online atau online. Biasanya pelaku penipuan cinta menaklukan korbannya dengan kata-kata cinta atau janji menikah. Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan pribadi berupa uang.
Jika tujuan tersebut tercapai, kata dia, biasanya pelakunya akan menghilang atau sulit dihubungi.
Baca juga: Polda Kepri Minta Pelaku Komplotan “Penipuan Cinta” Menyerahkan Diri
Pengkhotbah: Anita Permata Dewi
Redaktur: Risbiani Fardaniah
HAK CIPTA © ANTARA 2023