“Pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan staf medis dan ribuan pasien, pengungsi dan anak-anak, termasuk bayi prematur, di dalam kompleks (rumah sakit),”
Ramallah (ANTARA) – Palestina mendesak masyarakat internasional untuk melindungi staf medis, pasien, dan pengungsi di Rumah Sakit Al-Shifa yang diserbu pasukan Israel pada Rabu.Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut serangan Israel jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional, hukum humaniter internasional, dan Konvensi Jenewa – serta kelanjutan dari seluruh pelanggaran dan kejahatan yang telah dilakukan terhadap rakyat Palestina.
“Pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan staf medis dan ribuan pasien, pengungsi dan anak-anak, termasuk bayi prematur, di dalam kompleks (rumah sakit),” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan.
Tentara Israel menyerbu Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, Rabu dini hari.
Menurut kantor media pemerintah Gaza, terdapat sekitar 1.500 staf medis, 700 pasien, 39 bayi prematur, dan 7.000 pengungsi di kompleks medis tersebut.
Berdasarkan data terbaru Otoritas Palestina, setidaknya 11.320 warga Palestina telah tewas, termasuk lebih dari 7.800 wanita dan anak-anak, serta lebih dari 29.200 orang lainnya terluka – saat serangan Israel ke Gaza memasuki hari ke-40.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat yang tiada henti dari Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung sejak bulan lalu.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Jihad Islam Sebut Israel Berbohong Soal Kejadian di RS Gaza
Baca juga: Ketua UNICEF Sebut Situasi di Gaza Memilukan
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Arie Novarina
HAK CIPTA © ANTARA 2023