Pada usia berapa anak mulai berbicara? Pahami penyebab terlambat dan cara mengatasinya

Pada usia sekitar 12 hingga 18 bulan, anak-anak diharapkan mulai berbicara setidaknya 20 kata atau lebih, menurut FirstCry Parenting. Ini adalah periode ketika perkembangan bahasa anak mencapai tonggak penting, dan mereka mulai memahami dan menyerap kata-kata dari lingkungan sekitarnya.

Pada fase ini, penting bagi orang tua untuk memberikan stimulus bicara yang memadai dan melibatkan anak dalam percakapan sehari-hari untuk mempercepat perkembangan bahasa.

Menurut RS Siloam, anak atau balita juga dipastikan mulai berbicara pada usia 18 bulan hingga 2 tahun. Ini adalah fase ketika anak secara aktif berusaha menyampaikan pemikirannya melalui kata-kata.

Pada tahap ini, mereka mungkin belum sepenuhnya fasih berbicara, namun mereka mulai memahami arti kata dan frasa yang diucapkan di sekitar mereka. Orang tua dapat membantu dengan memberikan dukungan positif dan merangsang rasa ingin tahu anak dalam berbicara.

Memasuki usia 3 tahun, seharusnya kemampuan berbicara anak sudah mencapai tingkat kefasihan yang lebih baik, bahkan sudah mampu melakukan dialog dan percakapan timbal balik. Ini merupakan tonggak penting dalam perkembangan bahasa anak, dan mereka seharusnya mampu menyampaikan keinginan, pikiran, dan perasaannya dengan lebih jelas.

Pada tahap ini, anak mulai berbicara dan interaksi sosial anak pun berkembang. Oleh karena itu, penting untuk memberi mereka kesempatan berkomunikasi dengan teman sebaya dan lingkungan sekitarnya.

Adanya keterlambatan bicara pada anak usia 3 tahun dapat menjadi sinyal adanya masalah perkembangan. Faktor lingkungan dan peran orang tua sangat mempengaruhi kemampuan berbahasa anak. Jika anak kurang mendapat rangsangan bicara atau lingkungan kurang mendukung, maka bisa terjadi keterlambatan bicara.

Oleh karena itu, orang tua perlu berperan aktif dalam merangsang perkembangan bahasa anak dengan memberikan kegiatan yang mendukung perkembangan komunikasi.

Perlu diketahui bahwa keterlambatan bicara tidak hanya terjadi pada anak yang memiliki gangguan fisik atau psikis, namun juga dapat dialami oleh anak yang sehat dan normal. Pemahaman dan peran orang tua dalam memberikan dukungan yang kuat dapat membantu mereka melewati fase perkembangan bahasa ini dengan sukses.