Tidak ada penggusuran secara sewenang-wenang. Sebagai warga Sepaku, saya dan istri KTP sudah menjadi warga Sepaku. Saya melihat mereka sebagai warga negara saya, jadi jika ada sesuatu yang tidak menguntungkan mereka, maka saya berhak memberikannya. Jakarta (ANTARA) – Kepala Otoritas Ibu Kota Indonesia Bambang Susantono menegaskan, tidak ada OIKN yang melakukan penggusuran terhadap warga di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terkait proyek pembangunan IKN.Pernyataan itu disampaikan Bambang menanggapi pertanyaan politikus PAN Guspardi Gaus pada rapat kerja Komisi II DPR RI dengan OIKN di Jakarta, Senin.
Gaus meminta klarifikasi Bambang terkait pemberitaan di media terkait surat OIKN kepada 200 warga di Kecamatan Sepaku yang meminta pembongkaran bangunan di lokasi pembangunan IKN.
“Tidak ada penggusuran sembarangan. “Saya sebagai warga Sepaku – KTP saya dan istri sudah menjadi warga Sepaku – memandang mereka sebagai warga negara saya, jadi jika ada sesuatu yang tidak menguntungkan mereka, sayalah yang memberi ruang kepada mereka,” kata Bambang. .
Baca juga: OIKN tegaskan tidak akan menggusur rumah warga di sekitar Kota Nusantara
Bambang menjelaskan, keributan yang terjadi beberapa waktu lalu diharapkan menjadi yang terakhir. Yang dilakukan OIKN adalah dengan menjaga tata ruang di kawasan tersebut dengan baik.
“Pak Bu melihat betapa euforia pembangunan di kawasan ini, sehingga ada kecenderungan yang membangun tidak mengikuti peraturan yang ada. Jadi, mari kita tetap menata sesuai tata ruang dan tentunya tidak termasuk yang diberitakan penggusuran.Saya kira kita masih jauh dari penggusuran, tegasnya.
Ia juga menyampaikan rencananya untuk mengembangkan salah satu kawasan di lokasi pembangunan yang akan difungsikan sebagai museum warisan hidup.
Baca juga: Membangun Kota Nusantara Bukan Sekadar Bangunan Tapi Peradaban Baru Indonesia
Menurut dia, kawasan yang merupakan wilayah masyarakat adat itu awalnya akan dipindahkan karena ada proyek pengendalian banjir. Namun melalui diskusi dan sosialisasi yang baik, ditemukan solusi teknologi sehingga masyarakat adat yang tinggal di sana tidak perlu direlokasi.
“Ini akan menjadi salah satu daerah percontohan bagaimana kita memperlakukan saudara-saudara kita di lapangan. Bagaimana mereka bisa hidup lebih baik, lebih sejahtera, itulah yang kita cari.
Kalau mereka mau buka usaha, kami sediakan tempatnya, tapi kami tata di kawasan yang benar-benar manusiawi. “Itu janji kami,” pungkas Bambang.
Wartawan : Shofi Ayudiana
Redaktur: Nusarina Yuliastuti
Hak Cipta © ANTARA 2024