Washington (ANTARA) – Mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Senin (23/10) memperingatkan bahwa strategi militer Israel yang mengabaikan kemanusiaan dalam perang melawan Hamas “pada akhirnya bisa menjadi bumerang” bagi mereka.Obama jarang berkomentar mengenai krisis luar negeri yang sedang terjadi, namun kali ini ia juga mengatakan bahwa tindakan Israel, termasuk memblokir pasokan makanan dan air ke Gaza, dapat memperkeras sikap rakyat Palestina di masa depan.
“Keputusan pemerintah Israel untuk memutus pasokan makanan, air, dan listrik bagi warga sipil yang terkurung (di Gaza) tidak hanya memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung, namun juga dapat semakin memperkuat pendirian generasi masa depan warga Palestina,” katanya.
Dia menambahkan blokade tersebut juga dapat mengikis dukungan global terhadap Israel, menjebaknya dalam permainan musuh dan melemahkan upaya jangka panjang untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Israel melancarkan serangan udara intensif ke Gaza sejak serangan tiba-tiba Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan korban jiwa lebih dari 1.400 orang.
Menurut pihak berwenang Gaza, gelombang serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 5.000 warga Palestina.
Baca juga: Sebanyak 5.182 Warga Palestina Dibunuh Israel, Termasuk 2.055 Anak-anak
Obama mengutuk serangan Hamas dan menegaskan kembali dukungannya terhadap hak pertahanan diri Israel, sambil memperingatkan ancaman terhadap warga sipil dalam perang tersebut.
Belum jelas apakah Obama sudah berkoordinasi dengan Presiden AS Joe Biden yang menjabat wakilnya selama delapan tahun.
Selama menjadi presiden, Obama kerap mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri pada awal konflik dengan Hamas di Jalur Gaza.
Namun, Obama segera meminta Israel menahan diri seiring bertambahnya korban warga Palestina akibat serangan udara.
Gaza, yang merupakan wilayah sepanjang 45 km dan dihuni oleh 2,3 juta orang, telah diperintah secara politik sejak tahun 2007 oleh Hamas, sebuah kelompok militan yang didukung Iran.
Pemerintahan Obama mencoba menengahi perundingan damai Israel-Palestina, namun akhirnya gagal.
Sejak menjabat pada awal tahun 2021, Biden belum melakukan upaya untuk melanjutkan pembicaraan yang terhenti. Dia mengatakan para pemimpin kedua pihak yang berkonflik terlalu keras kepala dan situasinya tidak tepat.
Baca juga: Biden Usulkan Anggaran Darurat untuk Perkuat Militer Israel
Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berselisih ketika pemerintah AS sedang merundingkan perjanjian nuklir dengan Iran.
Biden, Wakil Presiden AS saat itu, kerap bertindak sebagai mediator di antara keduanya.
Dalam pernyataannya, Senin, Obama mengakui bahwa AS sendiri terkadang melakukan kesalahan dan bertindak tidak konsisten dengan nilai-nilai luhurnya ketika terlibat dalam perang, terutama pasca serangan 11 September 2001.
Baca juga: Gaza Diserang, Selebriti Hollywood Desak Biden Buat Gencatan Senjata
Baca juga: Rusia Sindir Kemunafikan AS di Gaza dan Ukraina
Sumber: Reuters
Penerjemah: Anton Santoso
Redaktur : M Razi Rahman
HAK CIPTA © ANTARA 2023