Bubuk cabai merupakan bahan penting dalam banyak masakan, baik di tingkat rumah tangga maupun di industri makanan dan minuman. Permintaan cabai bubuk terus meningkat karena kemudahan penggunaan dan umur simpan yang lebih lama dibandingkan cabai segar. Proyek ini menghadirkan inovasi yang memberikan nilai tambah pada produk pertanian, melalui pengolahan dan pembuatan kemasan.
“Kami sangat senang tentunya bisa berkolaborasi dengan ibu-ibu KWT Dusun Petung khususnya dalam pembuatan cabai bubuk ini. Tentu ini bisa menjadi solusi permasalahan fluktuasi harga cabai, melimpahnya hasil pertanian khususnya cabai keriting dan cabai japlak, serta menjadi produk usaha berkelanjutan yang akan dilanjutkan oleh KWT Dusun Petung,” ujar Alan Dwi Arianto selaku Ketua Penugasan Khusus Kelompok 1 KKN PPM XLIV UMBY.
Cabai bubuk tidak hanya tahan lebih lama dan lebih mudah disimpan, tetapi juga memiliki potensi pasar yang lebih luas dibandingkan cabai segar. Produk ini dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang menginginkan rasa pedas pada cabai, tanpa harus menyimpan cabai segar dalam waktu lama.
Bantuan ini juga mencakup pelatihan keterampilan, seperti manajemen produksi, pengemasan produk, dan strategi pemasaran online. Langkah selanjutnya K-One Petung akan memberikan pendampingan dan edukasi Digital Marketing Communication terkait pembuatan nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
Dengan program ini diharapkan akan muncul produk-produk inovatif lainnya untuk mendukung perluasan pertanian lokal dan mempererat kemitraan antar perguruan tinggi dan kelompok tani terkait. Melalui kolaborasi yang kuat antara mahasiswa, kelompok tani, dan pemerintah daerah, diharapkan pertanian berkelanjutan dan masyarakat yang lebih sejahtera dapat terwujud.