Yerusalem/Washington DC (ANTARA) – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan menyetujui perpanjangan jeda kemanusiaan di Gaza, jika lebih banyak sandera Israel yang dibebaskan.Dalam pernyataan video yang dirilis oleh kantornya pada hari Minggu, Netanyahu mengatakan dia telah berbicara melalui telepon dengan Presiden AS Joe Biden dan mengatakan kepada Biden bahwa dia akan menyetujui perpanjangan jeda kemanusiaan dengan imbalan pembebasan 10 sandera untuk setiap hari tambahan jeda kemanusiaan. berhenti sebentar.
Namun, ia menegaskan kembali bahwa setelah jeda, Israel akan melanjutkan operasi militernya di Gaza dengan tujuan akhir “menghilangkan kelompok Hamas Palestina” dan memulangkan semua sandera yang tersisa.
Selama panggilan telepon, Netanyahu dan Biden berjanji untuk terus mengupayakan pembebasan semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan menekankan bahwa “pekerjaan mereka belum selesai.”
Biden menyambut baik pembebasan sandera oleh Hamas selama tiga hari terakhir, termasuk pembebasan gadis Amerika berusia 4 tahun Avigail Idan, menurut pernyataan dari Gedung Putih.
Biden dan Netanyahu juga membahas jeda kemanusiaan dalam pertempuran antara Israel dan Hamas dan lonjakan “bantuan kemanusiaan tambahan yang sangat dibutuhkan” ke Gaza.
Netanyahu dikatakan berterima kasih kepada Biden atas “usahanya yang tak kenal lelah” untuk membantu menengahi dan menerapkan sepenuhnya perjanjian penyanderaan.
“Kedua pemimpin sepakat untuk tetap menjalin komunikasi yang erat selama beberapa hari mendatang,” kata Gedung Putih.
Jeda kemanusiaan selama empat hari yang dimediasi Qatar, Mesir, dan AS mulai berlaku pada Jumat (24/11). Pada saat itu, Israel menghentikan sementara serangannya ke Gaza.
Dalam dua hari pertama jeda, Hamas dan Israel menukar 41 warga Israel dan warga asing dengan 78 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Berdasarkan perjanjian tersebut, para sandera dan tahanan akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pertempuran tersebut telah menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita, sementara Israel mencatat 1.200 korban jiwa.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Netanyahu Sebut Tentara Israel Akan Kuasai Gaza Usai Konflik
Baca juga: Netanyahu: Perdamaian dengan Arab Saudi akan mengakhiri konflik Arab-Israel
Baca juga: Karier Politik PM Israel Netanyahu Akan Berakhir?
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Redaktur: Atman Ahdiat
HAK CIPTA © ANTARA 2023