Tahun ini, MTI kembali menekankan pentingnya penanganan mudik dan mudik dengan pendekatan penanganan jam sibuk. Jakarta (ANTARA) – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) merekomendasikan tiga pendekatan terkait penyelenggaraan angkutan lebaran tahun 2024.“Jadi sungguh luar biasa, berbeda dengan biasanya dimana ada tiga penekanan strategis pengelolaan transportasi lebaran yang kami sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam penyelenggaraan transportasi lebaran,” kata Ketua Umum MTI Tory Damantoro dalam sambutannya. konferensi pers di Jakarta, Senin.
Pendekatan pertama adalah pola perjalanan. Tingginya volume kendaraan antara lain meningkatnya jumlah kendaraan pribadi dan umum yang mudik sehingga menimbulkan kemacetan parah dan memperpanjang waktu tempuh.
Peningkatan volume kendaraan juga dapat menyebabkan kelelahan pengemudi dan kurangnya kesadaran terhadap peraturan lalu lintas. Selain itu keselamatan penumpang juga menjadi perhatian terutama terkait tindak kriminalitas di tempat keramaian yang menyebabkan peningkatan risiko kecelakaan lalu lintas.
Pengaturan ruang dan waktu untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas pada saat mudik dan mudik Idul Fitri 2024. Penerapan sistem yang terintegrasi antara peraturan dan pedoman yang dikeluarkan pemerintah mengenai perjalanan mudik, serta mampu memberikan bantuan dan dukungan kepada penumpang dalam memenuhi persyaratan perjalanan yang berlaku.
Baca juga: MTI Kepri Minta Kementerian Perhubungan Respons Kenaikan Tarif Kapal Batam-Singapura
Baca juga: MTI: Angka Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2023 Meningkat 6,8 Persen
Kedua, penanganan pola transportasi. Mengatur frekuensi pemilihan moda dan kapasitas pelayanan transportasi antara lain kereta api, bus, dan kapal laut untuk menjamin ketersediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa Mudik dan Kepulangan Lebaran 2024.
Meskipun terjadi peningkatan penyediaan angkutan umum dan masyarakat memilih menggunakan moda pribadi, namun kepadatan dan keterbatasan kapasitas masih dapat menjadi permasalahan, terutama di stasiun, terminal, dan kendaraan itu sendiri.
Bagi sebagian orang, mahalnya biaya transportasi masih menjadi kendala dalam melakukan perjalanan mudik. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan transportasi bagi masyarakat.
Ketiga adalah pola lalu lintas. Pengaturan dan rekayasa lalu lintas yang proaktif dengan pemantauan dan evaluasi kondisi lalu lintas dan kebutuhan transportasi secara real-time, sehingga dapat diambil tindakan yang cepat dan tepat sesuai dengan perkembangan situasi pada masa Mudik dan Kepulangan Lebaran 2024.
Koordinasi dan integrasi antar instansi terkait penanganan arus mudik, termasuk antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, kepolisian, dan operator transportasi, masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.
“Tahun ini MTI kembali menekankan pentingnya penanganan mudik dan mudik lebaran dengan pendekatan penanganan jam sibuk,” kata Tory.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H, masyarakat Indonesia bersiap merayakan momen suci tersebut dengan berkumpul bersama keluarga tercinta sebagai bagian dari tradisi tahunan.
MTI mencatat perkembangan dan permasalahan arus mudik lebaran yang berulang dari tahun ke tahun sehingga perlu perhatian khusus dari Pemerintah dan seluruh pihak di bidang transportasi.
Perkembangan dan permasalahan tersebut perlu dicermati oleh pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di bidang transportasi dalam merencanakan dan melaksanakan strategi penanganan Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 agar dapat mengoptimalkan mobilitas sehingga menjamin perjalanan lancar, aman dan nyaman bagi masyarakat. masyarakat dan mengurangi potensi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. lalu lintas.
Baca juga: MTI Dorong Penggunaan 10 Persen PKB untuk Transportasi Daerah
Baca juga: MTI dorong perbaikan kondisi keselamatan transportasi
Wartawan : Aji Cakti
Redaktur: Agus Salim
Hak Cipta © ANTARA 2024