Jakarta (ANTARA) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ingin industri film di Tanah Air turut berkontribusi meningkatkan ekonomi kreatif bangsa.“Kami berharap dengan semakin tingginya industri film, dampak ekonominya dapat meningkatkan kesejahteraan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Sandiaga pada peringatan Hari Film Nasional di Jakarta, Sabtu.
Menurut Menkeu, produksi film Indonesia saat ini sudah maju dan mampu bersaing di kancah internasional serta membuka lapangan kerja yang luas.
Sandiaga bercerita, dirinya pernah menonton Premiere film KKN Badarawuhi. Sebuah film horor. Film ini layak mendunia. Ia pun mengapresiasi film tersebut memberikan lapangan kerja bagi banyak orang.
Baca juga: Menparekraf: Drahorkom bisa jadi ciri khas genre film Indonesia
Sandi mengaku mendapat informasi dari film Badarawuhi yang menciptakan lapangan kerja bagi 1000 orang. Sementara itu, film beranggaran kecil juga menciptakan rata-rata lebih dari 100 hingga 200 lapangan kerja.
Artinya, ini merupakan kesempatan kerja yang sangat dibutuhkan masyarakat kita, kata Sandiaga.
Selain itu berkat film “Laskar Pelangi” yang dibuat di Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, kawasan ini menjadi destinasi wisata populer bagi mancanegara.
“Belitung itu destinasi wisata yang didorong oleh industri film. Laskar Pelangi mampu meningkatkan kunjungan hingga 37 persen (di Belitung), 24 penerbangan (ke Belitung. Jadi ini luar biasa,” kata Sandiaga.
Baca juga: Menparekraf berharap webinar BPOLBF menambah wawasan ekonomi pariwisata baru
Sandiaga mengatakan, pemerintah mempunyai tiga slogan “an” dalam mendukung suatu sektor, antara lain industri perfilman, pertama anggaran, kedua kebijakan, dan ketiga kehadiran.
“Kami berharap ketiganya bisa terus memberikan kontribusi bagi industri perfilman nasional. Mudah-mudahan anggaran yang terbatas bisa ditambah, tapi kebijakannya juga menyangkut keselamatan kerja, maksimal jam kerja, serta keselamatan dan keamanan aktor,” kata Sandiaga. .
Sementara itu, ia menegaskan pemerintah siap mendukung industri film Indonesia agar mampu bersaing dengan film luar negeri.
“Kami punya film pendek yang butuh bantuan, tapi belum dikomersialkan. Jadi kita adakan festival film bulanan, dan baru kemarin kita luncurkan Hari Film Nasional ke-74 di Untirta, Serang. “Ini untuk mendemokratisasi perfilman Indonesia tidak hanya di kota-kota besar tapi juga di seluruh nusantara,” kata Sandiaga.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, (ketiga kanan), Ketua Umum Parfi’56 Marcella Zalianty (ketiga kiri), pada konferensi pers Hari Film Nasional di Jakarta, Sabtu (30/3/2024). ANTARA/Harianto
Sementara itu, Ketua Umum Parfi’56 Marcella Zalianty mengatakan film Indonesia meraup penonton lebih dari 54 juta orang dengan pangsa pasar 61 persen pasca pandemi COVID-19.
“Tentu saja ini adalah angka yang belum pernah kita lihat sebelum adanya pandemi COVID-19. Dan sejalan dengan fakta tersebut, beberapa aktor nasional terlihat dalam produksi internasional, berpartisipasi dalam film internasional,” kata Marcella.
Marcella juga mengatakan, bioskop masih menjadi instrumen pendapatan nomor satu penjualan film nasional saat ini.
Ia berharap ke depan industri film Indonesia mampu bersaing dengan raksasa industri film Asia. Apalagi, berbagai kebijakan strategis dan penyederhanaan regulasi telah dilakukan pemerintah, seiring dengan dikeluarkannya film dari daftar negatif investasi oleh pemerintah.
Artinya, semakin terbuka peluang bagi pemerintah dan industri untuk juga berproduksi, dan dengan itu kami juga berharap ada regulasi turunannya sehingga potensi tersebut juga memberikan peluang yang lebih luas bagi SDM perfilman, kata Marcella.
Wartawan: Muhammad Harianto
Editor: Adi Biru
Hak Cipta © ANTARA 2024