Menkeu menyebutkan APBN akan mengalami defisit sebesar Rp700 miliar pada Oktober 2023
Menkeu melanjutkan, penerimaan perpajakan meliputi penerimaan pajak senilai Rp1.523,7 triliun atau tumbuh 5,3 persen (yoy) dan penerimaan bea dan cukai Rp220,8 triliun atau turun 13,6 persen (yoy).
Meski APBN secara keseluruhan mengalami defisit, ia mengungkapkan neraca primer mencatat surplus Rp365,4 triliun atau tumbuh 153 persen (yoy) dari Rp144,4 triliun. Neraca primer adalah selisih antara total penerimaan negara dikurangi pengeluaran negara, tidak termasuk pembayaran bunga utang.
Selain itu, realisasi pembiayaan anggaran juga membaik dengan penurunan sebesar 61,8 persen (yoy) menjadi Rp168,5 triliun pada Oktober 2023 dari Rp441,1 triliun pada Oktober 2022.
“Pendanaan kita turun drastis dibandingkan tahun lalu,” kata Bendahara Negara.
Baca juga: BKF Sebut APBN 2024 Diarahkan untuk Mendukung Transformasi Ekonomi
Baca juga: Menkeu: Kinerja APBN memberikan ketahanan terhadap ketidakpastian
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Redaktur: Ahmad Wijaya
HAK CIPTA © ANTARA 2023