Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 merupakan instrumen fiskal yang akan memulihkan perekonomian bangsa dari ancaman resesi global dan ancaman geopolitik.Sri Mulyani mengatakan dunia sedang mengalami ancaman resesi dan fluktuasi harga pangan dan energi yang menyebabkan kenaikan inflasi terparah dalam 40 tahun terakhir.
Kondisi ketidakpastian global tentu berdampak dan mengancam masyarakat Indonesia, perekonomian, perekonomian dan keuangan Indonesia. Karena dunia memang saling terhubung, kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani mengatakan tahun 2022 akan semakin rumit. Bukan karena pandemi, melainkan karena munculnya persaingan geopolitik yang semakin ketat, seperti yang terjadi pada konflik Ukraina dan Rusia.
Ia menjelaskan, tahun 2022 merupakan tahun ketiga pandemi COVID-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman, seperti di bidang kesehatan, perekonomian, keuangan, dan geopolitik, APBN merupakan instrumen fiskal yang dapat diandalkan.
“APBN tahun 2022 merupakan instrumen yang sangat penting dan strategis. APBN bekerja luar biasa kerasnya sebagai instrumen penyelamatan bangsa, perlindungan rakyat, dan pemulihan perekonomian Indonesia,” kata Menkeu.
Ia mengatakan, APBN tahun 2022 digunakan untuk melindungi masyarakat melalui sejumlah program, seperti program pemulihan ekonomi nasional atau PEN yang fokus pada penanganan kesehatan, perlindungan masyarakat, dan pemulihan ekonomi.
Menkeu menyampaikan perekonomian Indonesia mampu tumbuh 5,3 persen pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, di saat dunia sedang dilanda inflasi tertinggi dan kenaikan suku bunga yang sangat cepat dan ekstrim hanya dalam waktu 12 bulan. Angka pertumbuhan ekonomi ini melampaui target sebesar 5,2 persen.
Indonesia juga mampu menurunkan angka kemiskinan yakni dari 9,71 persen menjadi 9,57 persen. Selain itu, lanjutnya, tingkat pengangguran terbuka juga mengalami penurunan dari 5,86 persen menjadi 5,49 persen.
“Ini sungguh situasi yang luar biasa. Pemulihan ekonomi terjadi secara merata di semua sektor dan di seluruh Indonesia,” kata Sri Mulyani.
Menurut dia, pemulihan ekonomi berjalan cepat dan konsisten sehingga meningkatkan pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia. Menteri mengatakan kenaikannya mencapai 9,8 persen, kini menjadi 4.580 dolar AS per kapita pada tahun 2022.
Hal ini, kata dia, membuat Indonesia kembali masuk dalam kategori negara berpendapatan menengah atas.
“Kami bersyukur Indonesia mampu melindungi masyarakatnya dan memulihkan perekonomian secara efektif menggunakan instrumen APBN,” ujarnya.
Hasil yang baik, kata dia, merupakan hasil kerja keras bersama dan gotong royong yang luar biasa dari seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga: Banggar Setujui RUU Pelaksanaan APBN 2022 untuk dibawa ke Paripurna
Baca juga: Menkeu: APBN 2022 Berhasil Luar Biasa Lindungi Perekonomian dari Pandemi
Reporter: Mekah Yumna Ning Prisie
Redaktur: Sella Panduarsa Gareta
HAK CIPTA © ANTARA 2023