Dyspraxia adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi koordinasi dan gerakan motorik seseorang. Meski kelainan ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, namun ada beberapa cara yang dapat membantu mengatasi gejala dan memudahkan kehidupan sehari-hari penderita dyspraxia:
1. Terapi fisik: Melalui terapi fisik, penderita dispraksia dapat belajar mengembangkan koordinasi motoriknya. Terapi ini melibatkan latihan khusus untuk membantu memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan.
2. Terapi okupasi: Terapi ini berfokus pada pengembangan keterampilan sehari-hari, seperti berpakaian, makan, menulis, dan menggunakan alat. Terapis akan memberikan latihan yang menargetkan kemampuan tersebut agar penderita dapat lebih baik dalam menghadapi tantangan sehari-hari.
3. Terapi wicara dan bahasa: Bagi penderita dyspraxia yang juga mengalami kendala dalam berbicara dan mengekspresikan diri, terapi wicara dan bahasa sangatlah penting. Terapis akan membantu meningkatkan keterampilan berbicara dan komunikasi melalui latihan yang disesuaikan.
4. Adaptasi lingkungan: Mengubah lingkungan sehari-hari dapat membantu penderita dyspraxia berfungsi lebih baik. Misalnya menggunakan alat bantu menulis atau menyesuaikan lingkungan sekolah/kantor untuk meminimalkan gangguan sensorik yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan pergerakan.
5. Dukungan dan pendidikan keluarga: Dukungan dari keluarga dan masyarakat sangat penting untuk menghilangkan stres dan membantu penderita menghadapi tantangan dyspraxia. Edukasi mengenai dyspraxia juga perlu diberikan kepada guru, teman sebaya, dan orang terdekat agar memahami kondisinya dan memberikan dukungan yang memadai.
Mengatasi dyspraxia memerlukan kerjasama interdisipliner dari terapis dan keluarga, serta perubahan lingkungan dan pendidikan. Dengan pendekatan yang tepat, penderita dyspraxia dapat belajar mengatasi tantangan dan mencapai kemajuan dalam kehidupan sehari-hari.