Laporkan berita yang faktual, bukan sekadar opini, apalagi opini yang dirangkai.Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan insan pers mempunyai hak dan kewajiban untuk mengontrol penghitungan suara Pemilu 2024 agar prosesnya berjalan transparan.
Menurut Tito, penghitungan suara dilakukan secara bertahap mulai dari tingkat TPS. Dengan melakukan penertiban di tingkat TPS, upaya manipulasi hasil pemilu dapat diantisipasi.
Kita tahu prosesnya berjenjang, dari bawah ke atas, dari TPS bisa diikuti, jaringan medianya kuat sekali, kata Tito saat Konvensi Media Massa Nasional dalam rangka Hari Pers Nasional di Jakarta, Senin.
Mendagri menyampaikan, pers merupakan pilar keempat demokrasi. Jika penghitungan suara diawasi oleh pers, maka hasil penghitungan suara pemilu dapat diterima masyarakat.
Tito mengatakan pemilu di Indonesia merupakan pemilu terbesar di dunia dengan proses yang rumit karena menerapkan sistem pemungutan suara langsung dengan jumlah pemilih lebih dari 200 juta orang dalam satu hari.
“Pemilu 14 Februari adalah salah satu pemilu paling rumit di dunia. Mengapa? Anda harus mendistribusikan suara dengan cepat di pegunungan, di pantai, di pulau-pulau, dan di hutan,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, pemungutan suara tidak hanya untuk calon presiden saja, tapi juga calon legislatif, mulai dari DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, hingga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia.
Oleh karena itu, ia menilai penyelenggaraan pemilu pasti akan dibarengi dengan hal-hal yang kurang sempurna. Oleh karena itu, pers harus memberikan pemberitaan yang obyektif jika menemukan permasalahan pada tahapan pemilu.
Selain itu, kata dia, pers di Indonesia mempunyai tantangan yaitu media sosial yang keberadaannya tidak bisa dilawan. Bahkan, kata dia, ada penelitian yang memperkirakan media sosial akan lebih berpengaruh dibandingkan media konvensional.
Wartawan : Baik Ahmad Rizaldi
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Hak Cipta © ANTARA 2024