NEWS

Manfaat madu hutan untuk kesehatan di cuaca panas penuh polusi

Manfaat madu hutan untuk kesehatan di tengah cuaca panas penuh polusi

Jakarta (ANTARA) – Madu hutan dinilai memiliki manfaat bagi kesehatan, terutama di cuaca panas dan tercemar seperti yang terjadi belakangan ini.“Madu hutan lebih banyak mengandung antioksidan dibandingkan madu ternak, sehingga baik sebagai upaya preventif agar tidak terkena polusi atau cuaca panas. Atau jika sudah terkena, madu hutan berkhasiat meredakan batuk,” kata Ketua. Persatuan Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Yang membedakan madu hutan dengan madu budidaya adalah lebah dan sumber nektarnya. Madu hutan dihasilkan oleh lebah apis dorsata yang tidak dapat dibudidayakan, sedangkan sumber nektarnya adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan.

Menurut Inggrid, kualitas nektar tumbuhan liar lebih baik dibandingkan nektar tumbuhan budidaya karena banyak mengandung senyawa aktif dan enzim yang memungkinkan tanaman tersebut dapat bertahan hidup tanpa campur tangan manusia.

“Prinsipnya semua jenis makhluk hidup atau tumbuhan liar biasanya lebih baik daripada yang dibudidayakan. Kemudian, karena makhluk hidup harus mampu bertahan hidup melawan lingkungan yang keras, mereka memiliki lebih banyak metabolisme sekunder dan senyawa aktif. “Dan secara umum karena tanaman penghasil nektar lebih tangguh maka madu yang dihasilkan akan lebih baik,” kata Ingrid.

Baca juga: Inilah Perbedaan Madu, Propolis, Royal Jelly, dan Bee Pollen

Selain itu, lebah hutan juga memperoleh nektar dari berbagai tumbuhan liar (multinektar), berbeda dengan lebah budidaya yang umumnya memperoleh nektar dari sumber dominan. Bahkan, lebah hutan diyakini mampu mencari sumber nektar hingga puluhan kilometer dari sarangnya.

“Kita tidak bisa mengatakan madu hutan lebih baik dari madu budidaya. Namun madu hutan bisa dikatakan 100 persen alami atau organik, tanpa campuran bahan kimia sintetik. “Karena jenis lebahnya berbeda-beda, maka lebah hutan tidak bisa dibudidayakan,” tambah Ingrid.

Manfaat kedua jenis madu ini sebenarnya tidak jauh berbeda. Madu hutan dan madu budidaya baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi gangguan kesehatan tertentu.

Namun khusus untuk anak-anak, Ingrid menyoroti manfaat khusus yang dimiliki madu hutan.

“Madu hutan baik untuk anak-anak karena mengandung banyak enzim dan senyawa aktif. Ia dapat memberikan nutrisi tambahan, meningkatkan daya tahan tubuh, bahkan mengobati batuk. Bahkan di Inggris, madu dianjurkan untuk anak yang menderita batuk akibat COVID-19. “Dan kalau anak sehat, nafsu makannya akan lebih baik,” ujarnya.

Baca juga: Madu Hutan, Harapan Racikan Kelestarian Alam dan Kesejahteraan Apau Kayan

Ingrid juga tidak mempermasalahkan produk olahan madu yang dicampur dengan herbal lain. Khasiat madu atau jamu tidak akan berkurang, bahkan bisa saling menguatkan, asalkan diolah dengan baik dan benar.

Salah satu cara paling mudah untuk mengetahui suatu produk telah diolah dengan benar adalah dengan produk tersebut telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan memiliki label SNI (Standar Nasional Indonesia) pada kemasannya.

Adanya label perizinan juga menjamin madu yang ada di dalamnya asli. Karena untuk memastikan madu asli atau palsu harus ada uji laboratorium. dan tidak semua orang bisa melakukan itu,” kata Ingrid.

Direktur Bumi Wijaya Tatang Mulyadi mengatakan pihaknya mengolah bahan baku madu hutan yang dicampur dengan beberapa tanaman herbal seperti temulawak, jahe merah, biji adas, dan lengkuas untuk dijadikan multivitamin guna menjaga kesehatan.

“Madu hutan dan tanaman herbal merupakan kombinasi yang tepat dan memberikan manfaat yang baik untuk menjaga kesehatan. Yang penting rasanya juga diterima masyarakat,” kata Tatang.

Beberapa produk olahan madu hutan Bumi Wijaya yang beredar di pasaran adalah Fluba Anaba, Gizidat, dan Freshmag.

Baca juga: Jaga Hutan dengan Budidaya Lebah Madu

Baca juga: Kunyit bisa menggantikan madu untuk menurunkan demam

Baca juga: Tiga Mitos Keaslian Madu

Reporter: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version