Karangan bunga yang menghiasi mahkota pengantin Sunda Hijab Siger disebut “ronce” dan memiliki arti yang beragam. Untaian tersebut antara lain mangle pasung, mangle susun, mangle sisir, mayang sari, dan panetep. Mangle pasung yang biasanya terdiri dari bunga melati, kamboja, tanjung, atau sedap malam ini merupakan simbol kesucian seorang gadis.
Dalam buku berjudul Selamina (Selamanya) Pernikahan Sunda – Tata Rias, Busana dan Adat Pernikahan Sunda (2020) karya Reita Giadi dan Ade Aprili, pengantin Sunda Siger berhijab Sunda mengenakan mahkota bernama Siger (Sekar Arum). Ini disebut juga dengan tanda kebesaran ratu Tanah Pasundan.
Mayang sari, rangkaian bunga pendek di belakang telinga kiri, menggambarkan harapan agar tidak terjadi pertengkaran dalam rumah tangga. Mangle bertumpuk, melambangkan rencana tertib dalam pekerjaan rumah tangga, menghiasi di belakang telinga kanan.
Selanjutnya ada sebungkul bawang ronce, rangkaian bunga panjang yang menempel di kedua sisi kepala. Panjang yang sama pada keduanya melambangkan keseimbangan dalam hidup. Mangle sisir bintang yang diletakkan di samping sanggul mempunyai makna harapan ibarat cahaya terang di tengah gelapnya malam. Mangle pasung yang berbentuk setengah lingkaran di sekeliling sanggul melambangkan kesucian seorang gadis, sedangkan panetep bunga di tengahnya menggambarkan ketelitian dalam mengambil keputusan.
Tutup sanggul melati adalah untaian bunga melati yang lebar seperti jaring dan diletakkan di atas sanggul. Hal ini menggambarkan hikmah menabung untuk masa depan. Terakhir, hiasan daun sirih berbentuk ketupat atau segitiga pada dahi mempunyai makna mengusir kejahatan dan melindungi dari berbagai musibah dan kejahatan gaib menurut kepercayaan Sunda.
Pengantin Siger Hijab Sunda merupakan gambaran menakjubkan perpaduan seni, budaya dan simbolisme yang mendalam dalam pernikahan adat Sunda. Setiap elemen pada mahkota Siger memancarkan makna mendalam, memperkaya dan mempercantik upacara pernikahan dengan pesan mendalam bagi pasangan yang bersatu.