NEWS

Makna Minal Aidin wal Walfaizin yang benar, bukan ampunan lahir dan batin

Sejarah Masjid Al-Aqsa dari Awal berdirinya dan bagian-bagiannya


Ungkapan “minal aidin wal walfaizin” sering diucapkan umat Islam di Indonesia pada hari raya Idul Fitri. Biasanya ungkapan ini disertai dengan penambahan kata “maaf lahir dan batin” saat berjabat tangan. Namun perlu diketahui bahwa makna minal aidin wal walfaizin yang benar tidak sama dengan permintaan maaf.

Dari segi bahasa, “minal aidin” berarti “termasuk orang-orang yang kembali”. Istilah ini merujuk pada kembalinya manusia kepada alam, yaitu keadaan semula yang suci dan benar di mata Tuhan. Sedangkan “wal walfaizin” artinya “dan meraih kemenangan”, yang menunjukkan arti sebenarnya dari minal aidin wal walfaizin adalah harapan untuk mencapai keberhasilan atau kemenangan dalam memperoleh surga.

Menurut penjelasan dalam buku “Dakwah Cerdas” karya Dra. Udji Asiyah MSi, ungkapan “minal aidin wal walfaizin” sebenarnya tidak berdiri sendiri. Kalimat lengkapnya adalah “ja’alanallah minal ‘aidin wal walfaizin,” yang artinya “semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali (ke fitrah) dan meraih kemenangan.” Oleh karena itu, penggunaan tambahan kata “maaf lahir dan batin” sepertinya mengaburkan arti sebenarnya dari ungkapan tersebut.


Layanan Pelanggan


Minal ‘aidiin wal faaiziin


Artinya: (Semoga kita semua) termasuk orang-orang yang kembali (ke alam) dan meraih kemenangan (dengan mencapai surga).

Maka dalam hal ini perlu dipahami bahwa makna minal aidin wal walfaizin yang benar bukanlah permintaan maaf, melainkan doa dan harapan untuk menjadi bagian dari orang-orang yang kembali pada kebenaran dan meraih kesuksesan di sisi Allah. Jadi, pantaslah jika ungkapan ini digunakan disertai dengan arti sebenarnya.

Namun dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri, lebih disunnahkan bagi umat Islam untuk mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum yang artinya “Semoga Allah menerima amalku dan amalmu, puasaku dan puasamu.” Ungkapan ini menunjukkan rasa syukur atas kesempatan berpuasa dan berharap amal ibadah kita diterima di sisi Allah SWT.

Al Hafidh Ibnu Hajar dalam kitab Al Mahamiliyat dengan hasan isnad dari Jubair bin Nufair berkata: “Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bertemu di hari raya, ada di antara mereka yang berkata satu sama lain: Taqabbalallahu minnaa wa minka ( Semoga Allah menerima amal kami dan kalian).

Exit mobile version