NEWS

Mahasiswa FKH Unair menemukan obat PMK dari tanaman kangkung air

Mahasiswa FKH Unair temukan obat PMK dari tanaman kangkung air

Kangkung air memiliki manfaat karena nanoherba dari tanaman kangkung air memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan hewan

Surabaya (ANTARA) – Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan inovasi obat penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terbuat dari tanaman kangkung air.Ketua tim, Annisa Prajna Pramita di kampus setempat, Senin, mengatakan inovasi tersebut ditemukan bersama Ferdika Yudha Wardana, Arifah Adhwa Firanda, dan Helaria Krisna Dewi.

Inovasi tersebut berhasil mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikburistek) melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian Eksakta (RE) pada tahun 2023.

Baca juga: Peneliti Temukan Senyawa Serai untuk Atasi Bersin dan Mata Gatal

“Sebagai mahasiswa FKH yang kritis terhadap isu penyakit menular yang sedang viral, hal ini menimbulkan rasa penasaran kita tentang bahan alami apa saja yang bisa dijadikan terapi FMD yang efektif, efisien, dan tentunya terjangkau bagi para peternak,” kata Annisa.

Annisa menjelaskan, kangkung air memiliki manfaat karena nanoherba dari tanaman kangkung air memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan hewan.

Kangkung dapat mengurangi efek toksik obat dari hati serta meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas obat.

Selain itu penggunaan bahan alami seperti kangkung juga dapat mengurangi penggunaan obat-obatan kimia. Oleh karena itu, tanaman kangkung air berpotensi sebagai antivirus penyakit PMK.

“Pemanfaatan kangkung saat ini masih kurang dan sering dianggap sebagai gulma air. Padahal, tanaman kangkung memiliki senyawa yang diklaim berpotensi sebagai antivirus. Oleh karena itu, kami mencoba menelitinya lebih lanjut,” ujarnya.

Baca juga: Guru Besar Unair Temukan Senyawa Tanaman Antikanker dan Obat Demam Berdarah

Menurutnya, selama proses penelitian, ia dan tim mengalami beberapa kendala. Mulai dari penentuan topik hingga pelaksanaan penelitian.

Faktanya, timnya melakukan dua kesalahan dalam melakukan ekstraksi. Diakuinya, proses ini membutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.

“Kami juga sedikit terhambat untuk menemui peneliti di lab karena kesibukan mereka. Sehingga, kami harus mengatur beberapa jadwal untuk bertemu. Namun, semua tantangan tersebut mampu kami atasi berkat dukungan dan motivasi dosen pembimbing kami, Dr. .Eduardus Bimo sangat membantu dalam melaksanakan penelitian ini,” ujarnya.

Annisa berharap penelitian timnya dapat menjadi penelitian antivirus yang memberikan dampak positif bagi ilmu kedokteran hewan.

Ia juga berharap kedepannya akan semakin banyak penelitian yang dapat menggali potensi bahan alami lainnya sebagai antivirus.

“Semoga perjuangan kami di PKM ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi adik-adik junior yang ingin mengikuti PKM di tahun-tahun mendatang. Dan yang terpenting dan utama adalah mengharumkan nama Unair dengan meraih medali emas PIMNAS 2023, ” dia berkata .


Baca juga: Peneliti Tiongkok Temukan Potensi Target Aksi Obat Antidiabetes Baru

Wartawan: Willi Irawan
Redaktur: Sambas
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version