Setelah memahami pengertian kesabaran dan ciri-cirinya, selanjutnya kita dapat menyebutkan macam-macam kesabaran berdasarkan ajaran Islam. Jika berbicara tentang macam-macam kesabaran dalam Islam, tentunya kita harus mengacu pada sumber utamanya yaitu Al-Qur’an. Berdasarkan dalil-dalil dalam Al-Quran ada tiga macam, yaitu kesabaran dalam ketaatan, kesabaran dalam menghindari maksiat, dan kesabaran dalam menghadapi takdir. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Sabar dalam Melatih Ketaatan kepada Allah
Sebutkan macam-macam kesabaran, salah satunya adalah ketika seseorang menahan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Misalnya, seorang suami harus bersabar dalam mengajak keluarganya berdoa. Kesabaran dalam menjalankan ketaatan ini menunjukkan kemampuan memimpin keluarga dalam menjalankan perintah agama.
Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam surat Thaha ayat 132 yang berbunyi,
وَأْمُرْ ??? Layanan Pelanggan
Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu untuk berdoa dan bersabar dalam mengamalkannya. Kami tidak meminta rezeki darimu, Kamilah yang memberi rezeki untukmu. Dan hasil (kebaikan di akhirat) adalah bagi orang-orang yang bertakwa. ” (QS. Thaha : 132)
2. Sabar dalam menghindari kemaksiatan
Sebutkan macam-macam kesabaran, salah satunya adalah menjauhi perbuatan maksiat. Kesabaran dalam menjauhi kemaksiatan mencerminkan kemampuan menghindari godaan dan tetap setia pada prinsip agama.
Contohnya adalah kisah Nabi Yusuf yang mampu menahan godaan untuk berzina meski dalam situasi sulit. Contohnya Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 33 yang berbunyi,
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ اَحَبُّ اِلَيْهِ ۚوَاِلَّا تَصْرِفْ عَنِّ يْ كَيْدَ هُنَّ اَصْبُ اِلَيْهِنَّ وَاَكُنْ مِّنَ الْجٰهِلِيْنَ
Artinya: Yusuf berkata, “Ya Tuhanku! Penjara lebih saya sukai daripada memenuhi undangan mereka. Jika Engkau tidak melindungiku dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung (memenuhi keinginan mereka) dan tentu saja aku bodoh.” (QS. Yusuf: 33)
3. Sabar dalam Menerima Takdir Tuhan
Sebutkan macam-macam kesabaran, salah satunya adalah kesabaran dalam menerima takdir Allah. Termasuk menerima baik buruknya takdir Tuhan. Seorang muslim diharapkan menerima takdir dengan senang hati, tanpa protes dan mengeluh. Namun, penting untuk membedakan antara menerima takdir dan menerima dosa dan maksiat. Sekalipun menerima takdir, perbuatan buruk tetap harus dihindari. Oleh karena itu Allah memerintahkan kita untuk meneladani Rasul dalam hal bersabar.
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَّهُمْ ۗ كَاَنَّهُمْ يَ Amin يُهْلَكُ اِلَّا الْقَوْمُ الْفٰسِقُوْنَ ࣖ
Artinya: Maka bersabarlah terhadapmu (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki ketabahan dan jangan meminta siksa disegerakan bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka akan merasa seolah-olah mereka hanya tinggal (di dunia) sesaat saja di siang hari. Tugas Anda hanyalah menyampaikan. Maka tidak ada seorang pun yang dibinasakan kecuali orang-orang fasik (maksiat kepada Allah). (QS. Al-Ahqaf : 35).