Suatu hari, Luqman berkata “Wahai anakku! Berusahalah melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi agamamu dan dunia. Teruslah berusaha sampai kamu mencapai puncak kebaikan. Jangan pedulikan apa kata orang! Karena tidak akan pernah ada jalan untuk memuaskan dan meringankan semua orang.
Juga tidak akan ada cara untuk menyatukan hati dan pikiran mereka. Itulah fakta kehidupan banyak orang dengan berbagai kepentingannya masing-masing. Ayo kita buktikan!” ajak Luqman sambil menarik tali kekang keledainya.
Awalnya Luqman menunggangi seekor keledai, sedangkan ia menyuruh anaknya berjalan sambil memegang tali keledai tersebut. Tak lama kemudian, orang-orang yang mereka temui berkomentar, “Anak kecil itu sedang menggiring keledai, sedangkan orang tuanya duduk dengan nyaman di atas keledai tersebut.
Betapa bodoh dan egoisnya orang tua itu, bagaimana membiarkan anak kecilnya berjalan sambil menunggangi keledai!” Mendengar komentar orang-orang di sepanjang jalan, Luqman berkata kepada putranya, “Anakku, cobalah dengar apa yang mereka katakan tentang kita. ! ”
Usai berkata demikian, Luqman meminta anak-anaknya berpindah posisi. Kini Luqman memimpin keledai, sedangkan anak itu menunggangi punggung keledai. Dalam perjalanan, mereka kembali menjadi perbincangan orang.
“Temperamen dan akhlak anak itu buruk sekali, orang tuanya membiarkan dia berjalan memimpin keledai, sedangkan dia duduk manis di punggung keledai.” Mendengar komentar orang-orang di jalan, Luqman kembali berkata kepada putranya, “Anakku, dengarkan sekali lagi apa yang mereka katakan.”
Setelah melewati orang-orang itu, Luqman kini meminta anaknya untuk ikut menaiki punggung keledai tersebut. Nah, kini keduanya sedang duduk di punggung keledai yang terlihat kecil dan kurus itu. Di perjalanan, mereka kembali ke percakapan orang-orang yang mereka temui di sepanjang jalan.
“Betapa bodoh dan egoisnya ayah dan anak itu! Kasihan sekali keledai mereka yang kecil dan kurus ditunggangi oleh mereka berdua.” Mendengar komentar tersebut, Luqman kembali meminta putranya untuk menyimak baik-baik komentar masyarakat tersebut. “Dengarkan dan perhatikan baik-baik, apa yang mereka katakan? apa yang mereka katakan, anakku!” Luqman berkata lirih kepada putranya.
Usai berkata demikian, Luqman kemudian mempersilahkan anaknya untuk turun dari punggung keledai, kini mereka berdua berjalan bersama menggiring keledai tersebut. Dalam perjalanan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang masing-masing mempunyai ekspresi berbeda melihat tingkah laku Luqman dan anaknya.
“Bodohnya bapak dan anak itu! Mereka sama-sama berjalan menuntun keledai, kenapa kamu tidak menunggangi keledai saja agar perjalanannya tidak melelahkan!? Atau setidaknya anak digendong, agar sang ayah bisa menuntun keledai itu!” .”
“Anakku, kamu sendiri yang mendengarnya, bukan, semua yang mereka katakan tentang apa yang kita lakukan sejak awal!? Di mata mereka, tidak ada tindakan kita yang benar. Mereka semua salah!” Luqman berkata kepada putranya.
Oleh karena itu, dalam hidup ini kita harus mempunyai prinsip, pendirian yang kuat, dan teguh. Lakukan saja apa yang bermanfaat bagi dirimu dan agamamu, jangan terlalu peduli dengan omongan orang lain. Semoga bisa mengambil pelajaran yang berharga. hikmah dari perjalanan kita menaiki keledai ini,” kata Luqman sambil mengikat keledai itu pada sebuah tiang.