NEWS

Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir, Cerita Rakyat Sumatera Utara

Legenda Danau Toba dan Pulau Samosir, Cerita Rakyat Sumatera Utara


Mereka melewati hari-hari mereka dengan bahagia. Suatu hari, sang istri hamil. Kehamilannya pun ia sampaikan kepada Toba, suaminya. Sang istri pun mengajukan syarat kepada Toba dan Toba harus mematuhi syarat tersebut.

Syaratnya, apapun yang terjadi saat anaknya lahir, Toba tidak boleh menyebut anaknya ikan. Betapapun marahnya Toba pada anak tersebut, ia tidak boleh memarahi anaknya dengan menyebutkan asal usul ibunya.

Toba menyetujui persyaratan tersebut. Suatu hari, anak itu lahir. Ternyata sang istri melahirkan seorang anak laki-laki. Toba sangat bahagia dengan kelahiran anak pertamanya. Toba pun memberi nama Samosir kepada putranya.

Samosir tumbuh menjadi anak yang sehat. Hanya saja sayangnya, Samosir sedikit malas. Bahkan ketika diminta ibunya untuk mengantarkan makanan ke ladang ayahnya, Samosir kerap menolak.

Hingga suatu hari, Samosir dipaksa oleh ibunya untuk mengantarkan bekal makan siang kepada ayahnya. Dengan wajah malas dan enggan berjalan, ia berangkat menuju ladang. Hanya saja di tengah perjalanan, Samosir merasa sangat lapar dan ia memutuskan berhenti sejenak untuk menyantap bekal yang dibawanya. Padahal sebenarnya rezeki itu untuk bapak.

Samosir tidak menghabiskan bekal tersebut. Dia masih meninggalkan sedikit untuk ayahnya. Kemudian sesampainya di ladang, Samosir memberikan sisa perbekalannya kepada ayahnya.

Exit mobile version