NEWS

Kosa Kata Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui, Puitis dan Penuh Makna

Kosa Kata Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui, Puitis dan Penuh Makna

Pengertian Kosakata

Kosakata adalah kumpulan kata-kata yang digunakan dalam sebuah bahasa. Dalam konteks bahasa Indonesia, kosa kata ini seringkali terdiri dari kata-kata yang jarang digunakan sehari-hari, namun memiliki makna dan keindahan puitis tersendiri. Contoh-contoh kosa kata bahasa Indonesia yang jarang diketahui antara lain adalah “gemulai” yang berarti lincah dan anggun, atau “serunai” yang berarti suara yang menyentuh hati. Cara untuk mencari kosa kata baru bisa dilakukan dengan membaca literatur, puisi, atau karya sastra, serta melalui internet atau kamus. Kemampuan untuk menguasai kosa kata yang kaya dan beragam akan memperkaya ekspresi berbahasa seseorang dan memperluas pemahaman terhadap makna-makna dalam bahasa Indonesia.

Ciri-ciri Kosakata

Kosa kata bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri yang unik, penuh makna, dan puitis. Ciri-ciri kosakata tersebut bisa dilihat dari penggunaan kata-kata yang jarang diketahui namun memiliki makna yang dalam dan indah. Kosakata unik ini seringkali memiliki asal kata dari bahasa daerah atau bahasa asing yang telah menjadi bagian dari bahasa Indonesia.

Contoh kosakata yang jarang diketahui namun penuh makna antara lain, “senja,” “rindu,” “sirna,” dan “sepi.” Kata-kata ini mampu menggambarkan suasana atau perasaan dengan penuh makna dan puitis. Selain itu, ciri kosakata tersebut juga bisa dilihat dari penggunaan dalam sastra atau puisi, yang mampu memberikan nuansa yang mendalam dan emosional bagi pembaca.

Dengan memahami ciri-ciri kosakata bahasa Indonesia yang unik, penuh makna, dan puitis, kita dapat lebih menghargai kekayaan bahasa dan budaya kita. Oleh karena itu, penting untuk terus mengembangkan pemahaman dan penggunaan kosakata tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kosa Kata Bahasa Indonesia Puitis

Perbesar

Ilustrasi babad, sastra. (Gambar oleh Georgi Dyulgerov dari Pixabay)Bahasa Indonesia adalah sebuah bahasa yang kaya akan kosakata yang penuh makna dan puitis. Banyak dari kosa kata dalam Bahasa Indonesia yang mungkin jarang kita ketahui, namun memiliki makna yang dalam dan indah. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa contoh kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui namun penuh dengan makna dan keindahan. Dengan memahami dan mengapresiasi kosa kata-kosa kata ini, kita dapat memperkaya pemahaman kita akan keindahan Bahasa Indonesia.

1. Rahara

Rahara merupakan salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahui oleh banyak orang. Kata ini merujuk pada perempuan pada usia yang sudah selayaknya menikah. Secara etimologi, kata “rahara” berasal dari bahasa Jawa yang memiliki makna yang puitis dan dalam. Penggunaan kata ini memberikan kesan manis dan enak didengar, serta memiliki nuansa yang dalam dan menggambarkan kedewasaan.

Dalam konteks penggunaan sehari-hari, kata “rahara” biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki sikap dan kepribadian yang matang serta sudah siap untuk menjalani kehidupan pernikahan. Meskipun jarang diketahui, penggunaan kata ini mampu memberikan kesan yang kaya akan makna dan puitis dalam percakapan sehari-hari.

Dengan demikian, “rahara” adalah salah satu kosa kata bahasa Indonesia yang penuh makna dan dapat digunakan untuk merujuk pada perempuan yang telah memasuki usia yang sudah selayaknya menikah, sambil memberikan kesan manis dan nuansa yang puitis dalam pergaulan sehari-hari.

2. Buhul

Buhul adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti “ikatan” atau “simpul” dalam bahasa sehari-hari. Kata ini sering digunakan untuk menyebutkan suatu tali yang diikat dengan simpul, seperti tali pinggang atau tali sepatu. Contoh penggunaan kata buhul dalam kalimat adalah “Dia mengikat buhul dengan rapi di tali sepatunya.”

Asal kata “buhul” sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu “puhul” yang memiliki arti yang sama. Penggunaannya tidak terlalu umum dalam percakapan sehari-hari, namun kata ini masih sering digunakan dalam konteks mengikat atau mengikatkan sesuatu. Meskipun tergolong kata baku, kata buhul masih memiliki makna yang puitis karena sering dikaitkan dengan proses mengikat yang melambangkan kesatuan dan kekompakan.

Dalam penuturan sehari-hari, kata buhul bisa digunakan untuk menggambarkan suatu ikatan atau simpul yang kuat dan rapi, sehingga kata ini memiliki makna yang sangat mendalam dalam konteks kekuatan ikatan atau hubungan. Dengan demikian, kata ini tidak hanya memiliki makna konvensional sebagai simpul atau ikatan fisik, namun juga bisa merujuk pada hubungan emosional atau spiritual yang kuat.

3. Kenes

Dalam bahasa Indonesia, kata “kenes” memiliki dua makna yang berbeda namun sering digunakan. Makna pertama adalah mengacu kepada sifat genit atau manja pada seseorang, biasanya pada anak kecil atau hewan peliharaan. Sementara makna kedua merujuk kepada karakter yang lincah atau aktif, terutama ketika menggambarkan perilaku anak kecil.

Dalam percakapan sehari-hari, kata “kenes” sering digunakan untuk mengekspresikan sikap manja pada seseorang yang cenderung minta perhatian. Misalnya, “Anak itu kenes banget, selalu minta dipeluk.” Di sisi lain, kata “kenes” juga digunakan untuk menggambarkan keaktifan dan keceriaan anak kecil, seperti dalam kalimat, “Anak-anak di taman bermain tadi pagi sangat kenes, mereka berlari-larian dan bermain dengan riang.”

Dengan demikian, kata “kenes” memiliki makna ganda yang mencerminkan sifat manja dan aktif pada anak kecil, serta sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menggambarkan sifat genit dan karakter lincah.

4. Lajnah

Lajnah merupakan istilah yang sering digunakan dalam konteks Bahasa Indonesia untuk merujuk kepada suatu panitia atau komisi. Dalam latar belakang yang telah disediakan, kosa kata bahasa Indonesia yang jarang diketahui, penuh makna, dan puitis menjadi topik utama pembahasan. Lajnah ini dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang memiliki tujuan dan tugas tertentu, dan dalam konteks ini, lajnah merujuk kepada suatu kelompok yang bertanggung jawab atas suatu tugas atau kegiatan di dalam masyarakat. Penjelasan lebih lanjut tentang makna dan penggunaan lajnah dalam Bahasa Indonesia dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca mengenai kosa kata yang jarang diketahui namun memiliki makna dan keindahan tersendiri. Dengan demikian, melalui artikel ini, pembaca dapat memperkaya kosakata Bahasa Indonesia mereka dan memahami lebih jauh tentang kekayaan bahasa dan budaya Indonesia.

5. Candala

Candala adalah salah satu kosa kata Bahasa Indonesia yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang namun memiliki makna yang dalam dan puitis. Kata ini memiliki makna yang bisa dikaitkan dengan rasa rendah diri, karena candala merupakan sebuah sebutan untuk orang yang memiliki banyak cela atau kekurangan. Hal ini berkaitan dengan makna negatif dari kata candala yang bisa membuat seseorang merasa rendah diri karena memiliki kekurangan atau cela.

Dengan demikian, mengidentifikasi kata “candala” bisa membantu kita memahami bagaimana rasa rendah diri bisa muncul akibat penilaian atau label negatif yang melekat pada seseorang. Penting untuk memahami bahwa penggunaan kata-kata dengan makna negatif seperti candala dapat memengaruhi cara seseorang merasa tentang diri mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memahami konotasi dan makna dari kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui agar tidak salah dalam menginterpretasinya.

6. Candramawa

Candramawa adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna dan hubungan dengan warna bulu kucing. Nama Candramawa berasal dari kata “candra” yang berarti bulan dan “mawa” yang berarti memiliki. Jadi, secara harfiah, Candramawa berarti “yang memiliki bulan” atau “yang memiliki sifat bulan”. Hal ini menggambarkan warna bulu kucing yang berkilau dan berwarna putih keperakan, seperti pantulan cahaya bulan. Keunikan dari nama ini adalah ketika digunakan dalam bahasa Indonesia, terdapat unsur puitis yang terkandung dalam maknanya. Sehingga, Candramawa bukan hanya sekadar deskripsi warna bulu kucing, tetapi juga memberikan nuansa keindahan dan keanggunan. Dengan demikian, nama Candramawa tidak hanya menggambarkan warna bulu kucing, tetapi juga mengandung makna puitis yang jarang diketahui.

7. Teyan

Teyan merupakan kata dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahui namun penuh dengan makna dan puitis. Secara sinonim, teyan juga dapat diartikan sebagai pengumpulan uang, donasi, amal, atau sumbangan. Kata ini memiliki relevansi dalam konteks pengumpulan dana karena sering digunakan untuk merujuk pada kegiatan sosial atau amal yang dilakukan dengan tujuan membantu orang lain yang membutuhkan. Contoh penggunaan kata teyan dalam kalimat adalah “Kami sedang mengumpulkan teyan untuk membantu korban bencana alam” atau “Mari berpartisipasi dalam teyan untuk membangun sekolah di daerah terpencil”.

Dalam konteks ini, kata “teyan” secara implisit merujuk kepada tindakan berbagi rezeki kepada sesama yang membutuhkan melalui pengumpulan uang atau sumbangan yang penuh makna dan puitis. Dengan memperluas pengetahuan tentang kosa kata Bahasa Indonesia, kita dapat lebih memahami dan mengapresiasi kekayaan makna dalam setiap kata.

8. Genta

Kata “Genta” dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang kaya akan puitis dan tradisional. Selain dikenal sebagai lonceng besar yang dipasang di menara gereja, “Genta” juga sering dijadikan sebagai nama buah hati dalam masyarakat Indonesia. Dalam sastra klasik, kata “Genta” sering digunakan dalam berbagai karya sastra untuk menggambarkan keindahan dan kenangan yang mendalam.

Dalam konteks nama buah hati, penggunaan kata “Genta” mencerminkan harapan akan kedamaian dan keindahan dalam kehidupan anak. Sementara dalam sastra klasik, “Genta” sering dipakai untuk menggambarkan keelokan bunyi, kelembutan, dan kehadiran yang misterius.

Dengan demikian, “Genta” tidak hanya sekadar nama buah hati, tapi juga memiliki makna dan keindahan tersendiri dalam sastra klasik. Oleh karena itu, kata “Genta” tidak hanya jarang diketahui, namun juga penuh makna dalam kehidupan sehari-hari serta dalam karya sastra.

9. Swakarya

Swakarya adalah istilah dalam bahasa Indonesia yang secara harfiah berarti “kerja sendiri”. Kata ini sering digunakan dalam konteks kreativitas untuk menggambarkan hasil karya yang dibuat dengan tangan sendiri dan tanpa bantuan orang lain. Dalam dunia seni, swakarya melibatkan proses penciptaan yang penuh perasaan, pengorbanan, dan dedikasi.

Kata “Do It Yourself” dalam Bahasa Inggris memiliki makna yang serupa dengan swakarya, yaitu melakukan sesuatu secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Istilah ini penting dalam konteks kreatif karena mendorong orang untuk mengembangkan keahlian dan kreativitas mereka sendiri, serta mengekspresikan ide-ide unik melalui karya-karya mereka.

Dengan menerapkan konsep swakarya atau Do It Yourself, seseorang dapat menciptakan karya yang lebih personal, autentik, dan bermakna. Ini juga dapat memperkuat rasa harga diri dan kepuasan pribadi, serta menghasilkan karya-karya yang unik dan berbeda. Oleh karena itu, kata swakarya memegang peranan penting dalam dunia kreativitas dan seni, serta mendorong penghargaan terhadap karya yang dibuat dengan tangan sendiri.

10. Sawala

“Sawala” adalah sebuah kata dalam Bahasa Indonesia yang memiliki makna yang sangat puitis dan mendalam. Kata ini berasal dari bahasa Jawa yang artinya adalah sebuah pertanyaan yang sangat mendalam yang seringkali dianggap sebagai bentuk refleksi diri.

Kesan artistik yang terkandung dalam kata “sawala” juga sangat kuat, karena kata ini seringkali digunakan dalam sastra atau puisi yang memiliki tema yang mendalam dan filosofis. Jadi, kata “sawala” juga seringkali dikaitkan dengan kebudayaan tradisional Indonesia, di mana sastra dan puisi sangat dihargai.

Hubungannya dengan kata “debat” juga sangat menarik, karena kata “debat” lebih mengandung makna diskusi atau perdebatan yang berorientasi pada mencari kebenaran. Meskipun berbeda makna, namun keduanya memiliki kesan yang sangat kuat dalam kebudayaan Indonesia, yang sangat menghargai pertanyaan-pertanyaan mendalam dan diskusi yang berbobot.

Dengan demikian, kata “sawala” dan “debat” sama-sama memiliki makna yang mendalam dan tradisional, serta kesan yang sangat artistik dalam kebudayaan Indonesia.

 

Perbesar

Ilustrasi babad, sastra. (Gambar oleh Dariusz Sankowski dari Pixabay)

11. Arunika

Kata “Arunika” berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti cahaya matahari saat pagi dimulai. Nama Arunika memiliki hubungan yang kuat dengan makna “syafak” atau “fajar shadiq” yang sama-sama merujuk pada cahaya matahari saat pagi. Dalam konteks nama ini, kesamaan makna ini menjadi simbol kecerahan, harapan, dan kehangatan yang muncul ketika cahaya matahari pertama kali menyinari bumi pada waktu pagi.

Menariknya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tidak ada kata “indah” dalam bahasa Indonesia. Namun, nama Arunika memiliki makna yang sangat indah dalam konteksnya sendiri, menggambarkan keindahan pemandangan saat cahaya matahari pagi mulai muncul. Kata ini juga memiliki nuansa puitis yang menggambarkan keelokan dan kehangatan alam saat pagi yang menyentuh hati setiap orang yang menyaksikannya.

Dengan demikian, nama Arunika memiliki makna yang dalam dan puitis yang terkait erat dengan cahaya matahari saat pagi dimulai, menjadikannya nama yang indah dan bermakna dalam budaya Indonesia.

12. Dirgantara

Dirgantara merupakan sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang penuh dengan makna dan kesan puitis. Secara harfiah, kata ini dapat diartikan sebagai langit atau angkasa. Namun, dirgantara tidak hanya merujuk pada langit dalam atmosfer bumi, tetapi juga meliputi luar angkasa. Kata ini sering digunakan dalam konteks penerbangan dan segala aktivitas di luar angkasa.

Contoh penggunaan kata “dirgantara” dalam kalimat adalah “Pendidikan dirgantara menjadi salah satu bidang studi yang semakin diminati di Indonesia.” Dengan demikian, dirgantara memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar langit, namun mencakup segala sesuatu di atas bumi, mulai dari langit dalam atmosfer hingga luar angkasa.

Dengan begitu, kata “dirgantara” memiliki makna yang mendalam dan banyak digunakan dalam konteks penerbangan dan penjelajahan di luar angkasa.

13. Jenggala

Jenggala adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahui namun penuh makna dan puitis. Kata ini memiliki arti yang terkait dengan hutan, yaitu hutan yang lebat dan lebar. Asal kata dari Jenggala sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang mengacu pada hutan yang lebat.

Selain itu, Jenggala juga memiliki hubungan dengan kata Benggala. Asal usul kata Jenggala berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu ‘Jangala’ yang berarti padang gurun atau hutan belantara. Kata Jenggala kemudian berkembang dan memiliki kaitan dengan wilayah Jawa kuno, di mana Jenggala adalah salah satu kerajaan di Jawa pada abad ke-12.

Dengan begitu, Jenggala merupakan salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki sejarah dan makna yang dalam, terutama terkait dengan keberadaan hutan yang lebat dan wilayah Jawa kuno. Sehingga, memahami kosa kata seperti Jenggala dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang budaya dan sejarah Indonesia.

14. Nirwana

Konsep Nirwana dalam budaya Buddha merujuk pada keadaan yang bebas dari penderitaan dan keinginan duniawi. Dalam konteks ini, Nirwana adalah tujuan akhir para pemeluk agama Buddha, di mana mereka mencapai kesadaran sempurna dan kebebasan dari siklus kelahiran kembali. Pada suatu titik, seseorang yang mencapai Nirwana telah mengatasi keinginan dan menemukan kedamaian batin yang abadi.

Kaitannya dengan keadaan setelah mati dapat dijelaskan sebagai pencapaian keadaan nirwana, di mana seseorang yang meninggal telah mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan penderitaan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, Nirwana dianggap sebagai puncak spiritual yang menandai akhir dari perjalanan hidup seseorang.

Secara etimologi, kata ‘Nirwana’ berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ‘peniadaan’ atau ‘keadaan tanpa dukacita’. Meskipun banyak yang menyamakan Nirwana dengan surga dalam konsep agama-agama lain, perbedaan utama terletak pada fokus pada pembebasan dari penderitaan dan keinginan duniawi dalam Nirwana, tidak hanya sekadar tempat kebahagiaan abadi. Dengan mencapai Nirwana, seseorang dianggap telah mencapai keadaan yang tidak terbatas dan bebas dari segala penderitaan.

15. Sabitah

Bintang Sabitah adalah salah satu bintang di langit yang memiliki sifat tidak bergerak. Bintang ini memiliki peran penting sebagai penunjuk arah bagi para nelayan, terutama di wilayah Indonesia. Sabitah selalu tetap berada pada posisinya, tidak pernah bergeser, sehingga para nelayan bisa mengandalkannya sebagai panduan saat berlayar di lautan.

Pemilihan nama Sabitah untuk bintang ini sangat tepat mengingat bentuknya yang menyerupai sabit. Sabitah berasal dari kata “sabit” yang artinya benda yang melengkung, sesuai dengan bentuk bintang tersebut yang menyerupai sabit. Selain itu, nama ini juga memiliki makna puitis yang memberikan kesan keindahan dan kekuatan alam semesta.

Dengan sifatnya yang tidak bergerak dan peranannya sebagai penunjuk arah, Sabitah menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat nelayan. Kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui ini memiliki makna penuh dan puitis yang patut untuk dipelajari dan disebarkan.

16. Sandyakala

Sandyakala adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang. Kata ini memiliki makna yang penuh dengan keindahan dan puitis, terutama ketika dikaitkan dengan keindahan senja. Dalam tulisan Bre Redana, kata-kata seperti senjakala juga memiliki arti serupa dengan sandyakala. Kedua kata ini merujuk pada waktu yang penuh dengan keindahan, terutama ketika matahari mulai terbenam dan cahaya merah mulai menyelimuti langit. Sandyakala juga dapat dikaitkan dengan makna yang lebih dalam, seperti simbolisasi tentang kebersamaan dan keabadian. Dengan begitu, tidak hanya memiliki arti yang indah secara linguistik, tetapi juga memiliki makna yang mendalam secara perasaan. Dengan menggunakan kosa kata seperti sandyakala dan senjakala, pemaknaan tentang keindahan senja dapat menjadi lebih kaya dan penuh makna.

17. Swastamita

Swastamita adalah padanan kata dari “swasta” yang berarti senyuman dan “mita” yang berarti kembali. Jadi, swastamita memiliki makna senyuman yang kembali atau senyuman yang menyapa lagi. Ketika matahari terbenam, pemandangan indah yang tercipta memberikan kesan swastamita yang penuh makna. Bayangan senja yang memerah di ufuk barat, seolah memberikan senyuman penuh kehangatan kepada alam dan manusia. Sinar-sinar matahari yang berpadu dengan awan-awan berwarna jingga dan merah, menciptakan pemandangan indah yang tak terlupakan.

Ketika matahari terbenam, langit juga menampilkan warna-warna yang begitu memukau, seperti percampuran warna oranye, ungu, dan merah muda yang menciptakan pemandangan yang sungguh luar biasa. Semua ini memberikan makna bahwa setiap senja adalah sebuah kesempatan untuk kembali tersenyum, merenungi, dan bersyukur akan keindahan ciptaan Tuhan. Swastamita adalah tentang keindahan pemandangan matahari terbenam yang membawa pesan, makna, dan kehangatan dalam kehidupan manusia.

18. Nirmala

Nirmala merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki makna “murni” atau “bersih”. Dalam bahasa Indonesia, Nirmala sering digunakan sebagai nama perempuan yang memiliki arti kesucian atau kebersihan.

Dalam Cerita dari Negeri Dongeng, Nirmala digambarkan sebagai seorang peri yang cantik dan murni. Ia memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan luka dan menenangkan hati yang gelisah. Dalam cerita tersebut, Nirmala menjadi sosok yang memberikan kebaikan dan kehangatan bagi setiap makhluk hidup di negeri dongeng.

Kosakata “Nirmala” ini tidak hanya memiliki makna yang dalam dan puitis, tetapi juga menggambarkan keanggunan dan kebaikan. Sehingga, dalam budaya Indonesia, kata Nirmala sering kali digunakan sebagai inspirasi untuk menyebut sesuatu yang suci dan penuh kebaikan.

19. Klandestin

Kata “klandestin” berasal dari bahasa Belanda “clandestien” yang berarti rahasia atau tersembunyi. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “klandestin” sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dilakukan secara diam-diam atau rahasia, seperti pertemuan klandestin.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “klandestin” memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara tersembunyi atau tanpa izin resmi. Dalam kalimat biasa, kata “klandestin” bisa digunakan untuk menyebut suatu kegiatan yang dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang lain. Contohnya, “Mereka memiliki pertemuan klandestin untuk membahas rencana rahasia mereka.”

Dengan makna yang terkandung, penggunaan kata “klandestin” dapat menggambarkan sesuatu yang penuh gela dan puitis, karena memiliki nuansa misterius dan rahasia. Dengan demikian, “klandestin” merupakan salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna yang jarang diketahui namun penuh makna dan puitis.

20. Nuraga

Nuraga merupakan salah satu kata arkais dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna yang puitis dan penuh simpati. Nuraga merujuk pada seseorang yang memiliki jiwa yang sensitif, mampu berbagi rasa dengan orang lain, dan memiliki rasa empati yang tinggi. Penggunaan kata nuraga sendiri sudah jarang terdengar dalam percakapan sehari-hari, namun maknanya yang dalam dan puitis membuat kata ini tetap memiliki tempat dalam kosa kata Bahasa Indonesia.

Kata nuraga mengandung makna bahwa seseorang yang memiliki sifat nuraga mampu merasakan atau berempati terhadap perasaan dan penderitaan orang lain. Kemampuan untuk berbagi rasa dengan orang lain, serta memiliki simpati yang mendalam, menjadi ciri khas dari seorang nuraga. Meskipun tidak lazim digunakan saat ini, namun kata nuraga merupakan bagian penting dari pewarisan budaya dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kata ini bisa digunakan dalam konteks sastra atau penggambaran karakter seseorang yang mampu mengerti dan merasakan perasaan orang lain. Sebagai kata yang memiliki makna yang dalam dan puitis, kata nuraga menunjukkan bahwa keberadaannya dalam kosa kata Bahasa Indonesia tetap relevan dan memiliki kedalaman makna yang patut diapresiasi.

 

Perbesar

Ilustrasi membaca buku sastra (Shutterstock/arisara) 

21. Suryakanta

Suryakanta adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahui namun penuh makna dan puitis. Kata ini memiliki arti ‘kaca pembesar’ atau ‘kaca yang memantulkan sinar matahari’. Penggunaan kata suryakanta bisa memberikan nuansa indah dan puitis dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari.

Contoh penggunaan kata suryakanta dalam kalimat adalah, “Pemandangan di tepi pantai terlihat begitu indah melalui suryakanta alam, memperlihatkan keindahan alam yang begitu mempesona”. Dalam kalimat tersebut, kata suryakanta digunakan sebagai padanan kata untuk ‘kaca pembesar alam’, yang memberikan gambaran keindahan alam dengan cara yang puitis dan poetis.

Dengan memahami dan menggunakan kata-kata seperti suryakanta, kita dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia dan juga mengungkapkan makna dengan cara yang lebih indah dan puitis.

22. Pancarona

Kata ‘Pancarona’ memiliki arti dalam KBBI sebagai perihal cahaya-cahaya yang berkilauan seperti pelangi atau perihal pelbagai warna. Dalam ragam kesusastraan Melayu Klasik, kata ini sering digunakan untuk menggambarkan keindahan alam atau keelokan pemandangan yang penuh warna. Dalam kamus bahasa Indonesia, ‘Pancarona’ memiliki arti sebagai berbagai warna yang indah dan mempesona.

Pancarona juga sering dikaitkan dengan arti bermacam-macam warna atau pancawarna, yang melambangkan keindahan dan keberagaman. Kata ini sangat cocok digunakan dalam kegiatan menulis puisi atau prosa yang ingin menggambarkan kekayaan alam dan keelokan dunia dengan penuh warna.

Dengan begitu, ‘Pancarona’ tidak hanya memiliki arti dalam KBBI dan ragam kesusastraan Melayu Klasik, tetapi juga menggambarkan keindahan dan keberagaman warna dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin menuliskan karya dengan nuansa puitis, kata ini dapat memberikan warna yang kaya dan memukau.

23. Menjura

Menjura memiliki makna yang sangat penting dalam budaya Indonesia. Kata ini secara harfiah berarti membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Cara melakukannya dengan tepat adalah dengan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri yang sedikit dimiringkan, lalu kedua tangan tersebut ditaruh di dada sebagai tanda rasa hormat dan penghormatan.

Contoh penggunaan kata “Menjura” dalam kalimat adalah ketika seseorang bertemu dengan orang yang lebih tua atau yang memiliki jabatan yang lebih tinggi, kita bisa melakukan menjura untuk menunjukkan rasa hormat dan penghormatan.

Tidak hanya sekedar aksi fisik, menjura juga memiliki makna yang dalam dalam budaya Indonesia. Tindakan ini mencerminkan sikap hormat, sopan santun, serta rasa penghormatan terhadap orang lain, terutama yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami makna dan cara melakukannya dengan tepat agar dapat menghormati budaya dan tradisi yang ada.

24. Saujana

Kata “saujana” berasal dari bahasa Sanskerta “suhita” yang berarti “tempat yang indah dan damai”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “saujana” memiliki arti sebagai tempat yang luas, indah, dan sejuk. Dalam konteks kesusastraan Melayu Klasik, kata “saujana” sering digunakan dalam puisi-puisi untuk menggambarkan keindahan alam dan suasana yang tenang.

Dalam Puisi Melayu Klasik, kata “saujana” sering digunakan untuk menciptakan gambaran yang puitis tentang keindahan alam dan kedamaian. Dalam karya-karya sastra seperti Syair Bidasari, Hikayat Panca Tanderan, dan lain-lain, kata “saujana” sering digunakan untuk menggambarkan keindahan alam dan suasana yang damai. Dengan demikian, kata “saujana” memiliki relevansi yang kuat dalam konteks kesusastraan Melayu Klasik sebagai lambang keindahan alam dan kemakmuran.

Dengan demikian, kata “saujana” bukan hanya memiliki makna yang puitis dalam bahasa Indonesia, tetapi juga memiliki relevansi yang penting dalam konteks kesusastraan Melayu Klasik.

25. Meraki

Meraki adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia. Kata ini memiliki makna “melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, dengan cinta, kreativitas, serta dengan jiwa yang penuh arti.” Dalam konteks puitis, meraki menggambarkan sebuah tindakan yang dilakukan dengan penuh cinta, keindahan, dan kekreatifan.

Meskipun kata “meraki” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), namun maknanya sangat dalam dan penuh dengan keindahan. Kata ini dapat digunakan untuk menyuarakan konsep tentang betapa pentingnya melakukan sesuatu dengan cinta dan sepenuh hati. Dengan demikian, meraki dapat dianggap sebagai sebuah ungkapan yang mengajarkan tentang makna cinta, kreativitas, dan kehidupan yang penuh makna. Dengan kata lain, meraki adalah sebuah panggilan untuk menjalani kehidupan dengan penuh arti dan cinta.

Dengan demikian, kosa kata bahasa Indonesia yang jarang diketahui ini mencerminkan sebuah nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu melakukan segala sesuatu dengan sepenuh jiwa dan cinta. Semoga dengan memahami makna dari “meraki” ini, kita dapat menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan.

26. Wiyata

“Wiyata” adalah sebuah kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang memiliki arti “pengajaran” atau “pelajaran”. Kata ini jarang diketahui oleh banyak orang, namun memiliki makna yang penuh dengan nilai dan kesan puitis yang dalam.

Dalam konteks kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui, “wiyata” dapat dianggap sebagai salah satu kata yang memiliki makna yang mendalam dan penuh dengan pesan moral. Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam kata-kata yang jarang digunakan.

Dalam konteks pencarian kata-kata yang memiliki makna puitis dalam Bahasa Indonesia, “wiyata” juga menjadi salah satu kata yang layak diperhitungkan. Kata ini memiliki kemampuan untuk menggambarkan keindahan dan kedalaman makna dari suatu pelajaran atau pengajaran.

Dengan demikian, kata “wiyata” tidak hanya relevan dalam konteks KBBI, namun juga berkaitan dengan topik kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui, penuh makna, dan puitis.

27. Lembayung

Lembayung adalah sebuah kata yang sering diilhami oleh keindahan warna merah bercampur ungu. Kata ini memiliki makna yang puitis dan penuh arti, sering kali digunakan untuk menggambarkan suasana senja atau sunrise yang berwarna merah keunguan. Nama anak yang diilhami dari warna ini juga tidak jarang terdengar, menunjukkan betapa inspiratifnya warna lembayung.

Asal dari kata lembayung sendiri berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti yang sangat mendalam, menggambarkan keindahan dan keanggunan dari warna merah bercampur ungu. Warna lembayung sering kali menjadi pilihan nama anak karena mengandung makna yang kuat dan penuh keindahan.

Dengan kesan puitis yang dimilikinya, tidak heran jika warna lembayung menjadi inspirasi dan pilihan nama yang sering dipilih oleh orang-orang. Kesenangan pada warna ini juga seringkali tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari, yang menunjukkan betapa kaya dan beragamnya kosa kata bahasa Indonesia.

28. Bening

Kata “bening” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yang menggambarkan kebersihan dan keputihan. Kata ini sering digunakan untuk menyatakan sesuatu yang jernih, tidak bercampur dengan yang lain, atau murni. Contohnya, air yang bening adalah air yang tidak tercemar atau kotor, serta dapat terlihat hingga dasarnya dengan jelas.

Dalam konteks sosok manusia, kata “bening” digunakan untuk menggambarkan sifat yang jujur, tulus, dan tidak bercampur dengan niat buruk. Dengan kata lain, seseorang yang disebut “bening” adalah orang yang jernih dalam perbuatan dan niatnya, tanpa menyimpan kedok atau kepentingan yang tersembunyi. Sifatnya yang bersih dan putih membuat kata “bening” seringkali dianggap memiliki makna yang puitis dan mendalam.

Dengan demikian, kata “bening” tidak hanya merujuk pada kesucian secara fisik, tetapi juga pada makna yang lebih dalam tentang kejujuran dan ketulusan seseorang. Dalam bahasa Indonesia, kata “bening” memberikan gambaran yang kuat tentang kebersihan, keputihan, dan ketulusan yang dihayati dalam kehidupan sehari-hari.

29. Rindang

Rindang merupakan sebuah nama yang memiliki makna yang dalam dan puitis. Nama ini merujuk pada keadaan alam yang teduh, sejuk, dan berhawa segar. Orang yang bernama Rindang cenderung memiliki sifat yang lembut, penyayang, dan penuh perhatian terhadap orang lain. Mereka juga cenderung memiliki kepribadian yang tenang, bijaksana, dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.

Kesepadanan intelektual dalam hubungan sangat kuat terkait dengan nama Rindang. Mereka cenderung memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan emosional dan intelektual yang seimbang dalam hubungan. Mereka mampu memahami dan merespons perasaan serta kebutuhan pasangan dengan baik, menciptakan keseimbangan yang harmonis dalam hubungan.

Dengan segala makna dan sifat yang dimilikinya, nama Rindang dapat dianggap sebagai sebuah ungkapan dari keindahan alam dan kebaikan hati yang terpancar dalam kepribadian seseorang.

30. Binar

Kata “binar” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti bersinar atau bercahaya. Namun, kata ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata “binar” cenderung lebih sering digunakan dalam sastra atau puisi untuk mengekspresikan kemegahan cahaya atau kilau yang indah. Pemakaian kata “binar” dalam percakapan sehari-hari lebih sering digantikan oleh kata-kata lain seperti bersinar, bercahaya, atau berkilau.

Beberapa kata-kata serupa yang juga memiliki arti bersinar atau bercahaya di antaranya adalah kilau, gemerlap, berpendar, cemerlang, berkilauan, dan bersilauan. Meskipun memiliki arti yang sama, kata-kata ini juga jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, namun lebih cenderung digunakan dalam sastra atau bahasa yang lebih formal.

Exit mobile version