Kosa Kata Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui, Puitis dan Penuh Makna
Dengan sifatnya yang tidak bergerak dan peranannya sebagai penunjuk arah, Sabitah menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat nelayan. Kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui ini memiliki makna penuh dan puitis yang patut untuk dipelajari dan disebarkan.
16. Sandyakala
Sandyakala adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang. Kata ini memiliki makna yang penuh dengan keindahan dan puitis, terutama ketika dikaitkan dengan keindahan senja. Dalam tulisan Bre Redana, kata-kata seperti senjakala juga memiliki arti serupa dengan sandyakala. Kedua kata ini merujuk pada waktu yang penuh dengan keindahan, terutama ketika matahari mulai terbenam dan cahaya merah mulai menyelimuti langit. Sandyakala juga dapat dikaitkan dengan makna yang lebih dalam, seperti simbolisasi tentang kebersamaan dan keabadian. Dengan begitu, tidak hanya memiliki arti yang indah secara linguistik, tetapi juga memiliki makna yang mendalam secara perasaan. Dengan menggunakan kosa kata seperti sandyakala dan senjakala, pemaknaan tentang keindahan senja dapat menjadi lebih kaya dan penuh makna.
17. Swastamita
Swastamita adalah padanan kata dari “swasta” yang berarti senyuman dan “mita” yang berarti kembali. Jadi, swastamita memiliki makna senyuman yang kembali atau senyuman yang menyapa lagi. Ketika matahari terbenam, pemandangan indah yang tercipta memberikan kesan swastamita yang penuh makna. Bayangan senja yang memerah di ufuk barat, seolah memberikan senyuman penuh kehangatan kepada alam dan manusia. Sinar-sinar matahari yang berpadu dengan awan-awan berwarna jingga dan merah, menciptakan pemandangan indah yang tak terlupakan.
Ketika matahari terbenam, langit juga menampilkan warna-warna yang begitu memukau, seperti percampuran warna oranye, ungu, dan merah muda yang menciptakan pemandangan yang sungguh luar biasa. Semua ini memberikan makna bahwa setiap senja adalah sebuah kesempatan untuk kembali tersenyum, merenungi, dan bersyukur akan keindahan ciptaan Tuhan. Swastamita adalah tentang keindahan pemandangan matahari terbenam yang membawa pesan, makna, dan kehangatan dalam kehidupan manusia.
18. Nirmala
Nirmala merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki makna “murni” atau “bersih”. Dalam bahasa Indonesia, Nirmala sering digunakan sebagai nama perempuan yang memiliki arti kesucian atau kebersihan.
Dalam Cerita dari Negeri Dongeng, Nirmala digambarkan sebagai seorang peri yang cantik dan murni. Ia memiliki kekuatan magis untuk menyembuhkan luka dan menenangkan hati yang gelisah. Dalam cerita tersebut, Nirmala menjadi sosok yang memberikan kebaikan dan kehangatan bagi setiap makhluk hidup di negeri dongeng.
Kosakata “Nirmala” ini tidak hanya memiliki makna yang dalam dan puitis, tetapi juga menggambarkan keanggunan dan kebaikan. Sehingga, dalam budaya Indonesia, kata Nirmala sering kali digunakan sebagai inspirasi untuk menyebut sesuatu yang suci dan penuh kebaikan.
19. Klandestin
Kata “klandestin” berasal dari bahasa Belanda “clandestien” yang berarti rahasia atau tersembunyi. Dalam konteks bahasa Indonesia, kata “klandestin” sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dilakukan secara diam-diam atau rahasia, seperti pertemuan klandestin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “klandestin” memiliki arti sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara tersembunyi atau tanpa izin resmi. Dalam kalimat biasa, kata “klandestin” bisa digunakan untuk menyebut suatu kegiatan yang dilakukan secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang lain. Contohnya, “Mereka memiliki pertemuan klandestin untuk membahas rencana rahasia mereka.”
Dengan makna yang terkandung, penggunaan kata “klandestin” dapat menggambarkan sesuatu yang penuh gela dan puitis, karena memiliki nuansa misterius dan rahasia. Dengan demikian, “klandestin” merupakan salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna yang jarang diketahui namun penuh makna dan puitis.
20. Nuraga
Nuraga merupakan salah satu kata arkais dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna yang puitis dan penuh simpati. Nuraga merujuk pada seseorang yang memiliki jiwa yang sensitif, mampu berbagi rasa dengan orang lain, dan memiliki rasa empati yang tinggi. Penggunaan kata nuraga sendiri sudah jarang terdengar dalam percakapan sehari-hari, namun maknanya yang dalam dan puitis membuat kata ini tetap memiliki tempat dalam kosa kata Bahasa Indonesia.
Kata nuraga mengandung makna bahwa seseorang yang memiliki sifat nuraga mampu merasakan atau berempati terhadap perasaan dan penderitaan orang lain. Kemampuan untuk berbagi rasa dengan orang lain, serta memiliki simpati yang mendalam, menjadi ciri khas dari seorang nuraga. Meskipun tidak lazim digunakan saat ini, namun kata nuraga merupakan bagian penting dari pewarisan budaya dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kata ini bisa digunakan dalam konteks sastra atau penggambaran karakter seseorang yang mampu mengerti dan merasakan perasaan orang lain. Sebagai kata yang memiliki makna yang dalam dan puitis, kata nuraga menunjukkan bahwa keberadaannya dalam kosa kata Bahasa Indonesia tetap relevan dan memiliki kedalaman makna yang patut diapresiasi.
Perbesar
Ilustrasi membaca buku sastra (Shutterstock/arisara)
21. Suryakanta
Suryakanta adalah salah satu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang jarang diketahui namun penuh makna dan puitis. Kata ini memiliki arti ‘kaca pembesar’ atau ‘kaca yang memantulkan sinar matahari’. Penggunaan kata suryakanta bisa memberikan nuansa indah dan puitis dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari.
Contoh penggunaan kata suryakanta dalam kalimat adalah, “Pemandangan di tepi pantai terlihat begitu indah melalui suryakanta alam, memperlihatkan keindahan alam yang begitu mempesona”. Dalam kalimat tersebut, kata suryakanta digunakan sebagai padanan kata untuk ‘kaca pembesar alam’, yang memberikan gambaran keindahan alam dengan cara yang puitis dan poetis.
Dengan memahami dan menggunakan kata-kata seperti suryakanta, kita dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia dan juga mengungkapkan makna dengan cara yang lebih indah dan puitis.
22. Pancarona
Kata ‘Pancarona’ memiliki arti dalam KBBI sebagai perihal cahaya-cahaya yang berkilauan seperti pelangi atau perihal pelbagai warna. Dalam ragam kesusastraan Melayu Klasik, kata ini sering digunakan untuk menggambarkan keindahan alam atau keelokan pemandangan yang penuh warna. Dalam kamus bahasa Indonesia, ‘Pancarona’ memiliki arti sebagai berbagai warna yang indah dan mempesona.
Pancarona juga sering dikaitkan dengan arti bermacam-macam warna atau pancawarna, yang melambangkan keindahan dan keberagaman. Kata ini sangat cocok digunakan dalam kegiatan menulis puisi atau prosa yang ingin menggambarkan kekayaan alam dan keelokan dunia dengan penuh warna.
Dengan begitu, ‘Pancarona’ tidak hanya memiliki arti dalam KBBI dan ragam kesusastraan Melayu Klasik, tetapi juga menggambarkan keindahan dan keberagaman warna dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin menuliskan karya dengan nuansa puitis, kata ini dapat memberikan warna yang kaya dan memukau.
23. Menjura
Menjura memiliki makna yang sangat penting dalam budaya Indonesia. Kata ini secara harfiah berarti membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan sebagai tanda penghormatan. Cara melakukannya dengan tepat adalah dengan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri yang sedikit dimiringkan, lalu kedua tangan tersebut ditaruh di dada sebagai tanda rasa hormat dan penghormatan.
Contoh penggunaan kata “Menjura” dalam kalimat adalah ketika seseorang bertemu dengan orang yang lebih tua atau yang memiliki jabatan yang lebih tinggi, kita bisa melakukan menjura untuk menunjukkan rasa hormat dan penghormatan.
Tidak hanya sekedar aksi fisik, menjura juga memiliki makna yang dalam dalam budaya Indonesia. Tindakan ini mencerminkan sikap hormat, sopan santun, serta rasa penghormatan terhadap orang lain, terutama yang lebih tua atau yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami makna dan cara melakukannya dengan tepat agar dapat menghormati budaya dan tradisi yang ada.
24. Saujana
Kata “saujana” berasal dari bahasa Sanskerta “suhita” yang berarti “tempat yang indah dan damai”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “saujana” memiliki arti sebagai tempat yang luas, indah, dan sejuk. Dalam konteks kesusastraan Melayu Klasik, kata “saujana” sering digunakan dalam puisi-puisi untuk menggambarkan keindahan alam dan suasana yang tenang.
Dalam Puisi Melayu Klasik, kata “saujana” sering digunakan untuk menciptakan gambaran yang puitis tentang keindahan alam dan kedamaian. Dalam karya-karya sastra seperti Syair Bidasari, Hikayat Panca Tanderan, dan lain-lain, kata “saujana” sering digunakan untuk menggambarkan keindahan alam dan suasana yang damai. Dengan demikian, kata “saujana” memiliki relevansi yang kuat dalam konteks kesusastraan Melayu Klasik sebagai lambang keindahan alam dan kemakmuran.
Dengan demikian, kata “saujana” bukan hanya memiliki makna yang puitis dalam bahasa Indonesia, tetapi juga memiliki relevansi yang penting dalam konteks kesusastraan Melayu Klasik.
25. Meraki
Meraki adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang tidak memiliki padanan langsung dalam bahasa Indonesia. Kata ini memiliki makna “melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, dengan cinta, kreativitas, serta dengan jiwa yang penuh arti.” Dalam konteks puitis, meraki menggambarkan sebuah tindakan yang dilakukan dengan penuh cinta, keindahan, dan kekreatifan.
Meskipun kata “meraki” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), namun maknanya sangat dalam dan penuh dengan keindahan. Kata ini dapat digunakan untuk menyuarakan konsep tentang betapa pentingnya melakukan sesuatu dengan cinta dan sepenuh hati. Dengan demikian, meraki dapat dianggap sebagai sebuah ungkapan yang mengajarkan tentang makna cinta, kreativitas, dan kehidupan yang penuh makna. Dengan kata lain, meraki adalah sebuah panggilan untuk menjalani kehidupan dengan penuh arti dan cinta.
Dengan demikian, kosa kata bahasa Indonesia yang jarang diketahui ini mencerminkan sebuah nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu melakukan segala sesuatu dengan sepenuh jiwa dan cinta. Semoga dengan memahami makna dari “meraki” ini, kita dapat menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan.
26. Wiyata
“Wiyata” adalah sebuah kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang memiliki arti “pengajaran” atau “pelajaran”. Kata ini jarang diketahui oleh banyak orang, namun memiliki makna yang penuh dengan nilai dan kesan puitis yang dalam.
Dalam konteks kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui, “wiyata” dapat dianggap sebagai salah satu kata yang memiliki makna yang mendalam dan penuh dengan pesan moral. Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam kata-kata yang jarang digunakan.
Dalam konteks pencarian kata-kata yang memiliki makna puitis dalam Bahasa Indonesia, “wiyata” juga menjadi salah satu kata yang layak diperhitungkan. Kata ini memiliki kemampuan untuk menggambarkan keindahan dan kedalaman makna dari suatu pelajaran atau pengajaran.
Dengan demikian, kata “wiyata” tidak hanya relevan dalam konteks KBBI, namun juga berkaitan dengan topik kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang diketahui, penuh makna, dan puitis.
27. Lembayung
Lembayung adalah sebuah kata yang sering diilhami oleh keindahan warna merah bercampur ungu. Kata ini memiliki makna yang puitis dan penuh arti, sering kali digunakan untuk menggambarkan suasana senja atau sunrise yang berwarna merah keunguan. Nama anak yang diilhami dari warna ini juga tidak jarang terdengar, menunjukkan betapa inspiratifnya warna lembayung.
Asal dari kata lembayung sendiri berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti yang sangat mendalam, menggambarkan keindahan dan keanggunan dari warna merah bercampur ungu. Warna lembayung sering kali menjadi pilihan nama anak karena mengandung makna yang kuat dan penuh keindahan.
Dengan kesan puitis yang dimilikinya, tidak heran jika warna lembayung menjadi inspirasi dan pilihan nama yang sering dipilih oleh orang-orang. Kesenangan pada warna ini juga seringkali tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari, yang menunjukkan betapa kaya dan beragamnya kosa kata bahasa Indonesia.
28. Bening
Kata “bening” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti yang menggambarkan kebersihan dan keputihan. Kata ini sering digunakan untuk menyatakan sesuatu yang jernih, tidak bercampur dengan yang lain, atau murni. Contohnya, air yang bening adalah air yang tidak tercemar atau kotor, serta dapat terlihat hingga dasarnya dengan jelas.
Dalam konteks sosok manusia, kata “bening” digunakan untuk menggambarkan sifat yang jujur, tulus, dan tidak bercampur dengan niat buruk. Dengan kata lain, seseorang yang disebut “bening” adalah orang yang jernih dalam perbuatan dan niatnya, tanpa menyimpan kedok atau kepentingan yang tersembunyi. Sifatnya yang bersih dan putih membuat kata “bening” seringkali dianggap memiliki makna yang puitis dan mendalam.
Dengan demikian, kata “bening” tidak hanya merujuk pada kesucian secara fisik, tetapi juga pada makna yang lebih dalam tentang kejujuran dan ketulusan seseorang. Dalam bahasa Indonesia, kata “bening” memberikan gambaran yang kuat tentang kebersihan, keputihan, dan ketulusan yang dihayati dalam kehidupan sehari-hari.
29. Rindang
Rindang merupakan sebuah nama yang memiliki makna yang dalam dan puitis. Nama ini merujuk pada keadaan alam yang teduh, sejuk, dan berhawa segar. Orang yang bernama Rindang cenderung memiliki sifat yang lembut, penyayang, dan penuh perhatian terhadap orang lain. Mereka juga cenderung memiliki kepribadian yang tenang, bijaksana, dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.
Kesepadanan intelektual dalam hubungan sangat kuat terkait dengan nama Rindang. Mereka cenderung memiliki kemampuan untuk memberikan dukungan emosional dan intelektual yang seimbang dalam hubungan. Mereka mampu memahami dan merespons perasaan serta kebutuhan pasangan dengan baik, menciptakan keseimbangan yang harmonis dalam hubungan.
Dengan segala makna dan sifat yang dimilikinya, nama Rindang dapat dianggap sebagai sebuah ungkapan dari keindahan alam dan kebaikan hati yang terpancar dalam kepribadian seseorang.
30. Binar
Kata “binar” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti bersinar atau bercahaya. Namun, kata ini jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kata “binar” cenderung lebih sering digunakan dalam sastra atau puisi untuk mengekspresikan kemegahan cahaya atau kilau yang indah. Pemakaian kata “binar” dalam percakapan sehari-hari lebih sering digantikan oleh kata-kata lain seperti bersinar, bercahaya, atau berkilau.
Beberapa kata-kata serupa yang juga memiliki arti bersinar atau bercahaya di antaranya adalah kilau, gemerlap, berpendar, cemerlang, berkilauan, dan bersilauan. Meskipun memiliki arti yang sama, kata-kata ini juga jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, namun lebih cenderung digunakan dalam sastra atau bahasa yang lebih formal.