Saat ini anggota IABHI berjumlah 355 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Tangerang (ANTARA) – Ikatan Ahli Bangunan Ramah Lingkungan Indonesia (IABHI) menggelar kongres di Green Office Park 9 BSD City Tangerang, Banten, untuk membahas arah dan komitmen pembangunan hijau di Indonesia.Ketua IABHI periode 2019 – 2024, Bintang Agus Nugroho di Tangerang, Sabtu, mengatakan Kongres IABHI 2024 merupakan momen kritis pembangunan hijau di Indonesia dan berakhirnya masa jabatan kepengurusannya.
“Kami berkomitmen terhadap transparansi dan kolaborasi dalam setiap aspek pekerjaan kami, termasuk melalui pembahasan kode etik yang akan menjadi pedoman perilaku profesional anggota kami,” kata Agus dalam keterangannya.
Kongres IABHI tahun ini memiliki beberapa agenda, antara lain pemaparan dari para pakar Green Building mengenai peran organisasi tersebut dalam isu-isu terkini terkait Green Buildings yang juga banyak digaungkan oleh pemerintah yaitu Net Zero building yang berarti bangunan yang tidak menghasilkan emisi karbon. penggunaan listrik secara total. konvensional.
Pemaparan ini dikemas dalam acara Pra-Kongres IABHI yang dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2024. Selain itu, Kongres IABHI kali ini juga dilaksanakan untuk mengesahkan kode etik, pedoman organisasi dan pemilihan ketua baru IABHI untuk periode 2024 – 2027.
Baca juga: Sinar Mas Land incar Rp 2,8 triliun dari penjualan 1.400 unit properti
Baca juga: Sinar Mas Sebut UMKM Bisa Naik Kelas dengan Bantuan Terlampir
Ketua Kongres IABHI terpilih Damar Wulyanto Danusatro mengatakan peran IABHI adalah meningkatkan dan mengembangkan kualitas keahlian green building, membangun kerjasama dengan pihak terkait lainnya guna menjunjung tinggi profesionalisme para ahli green building dalam bekerja.
“IABHI merupakan asosiasi profesi yang dibentuk untuk menjadi wadah komunikasi, konsultasi, koordinasi, pembinaan dan penyatuan antar pakar/profesional Green Building di Indonesia yang dibentuk pada tanggal 10 April 2013. Saat ini anggota IABHI berjumlah 355 orang yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Agus yang juga Direktur PT Yodaya Hijau Bestari.
Di tempat terpisah, Sinar Mas Land sebagai perusahaan yang mempunyai cakupan luas dalam kehidupan masyarakat telah menginisiasi berbagai program yang menerapkan aspek ESG secara konsisten dan bertanggung jawab dalam kegiatan usaha perusahaan.
Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land, Muhammad Reza Abdulmajid mengatakan penerapan aspek ESG sudah menjadi kebutuhan bagi perusahaan yang ingin meningkatkan profitabilitas, karena juga mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan dan keberlanjutan bisnis perusahaan.
“Di sisi lain, hal ini menunjukkan komitmen nyata perusahaan untuk berperan dalam penurunan emisi karbon, peningkatan ekonomi hijau, dan mendukung visi pemerintah dalam penerapan net zero emisi,” ujarnya.
Program-program yang dilaksanakan Sinar Mas Land untuk mengimplementasikan aspek ESG telah disusun secara terukur di berbagai sektor perusahaan.
Misalnya pada aspek lingkungan yaitu penerapan panel surya pada 6 bangunan komersial, dan penggunaan layanan Sertifikat Energi Terbarukan (REC) dari PT PLN (Persero).
Lalu ada aspek Sosial berupa pemberian pelatihan Teknologi Digital kepada mahasiswa di BSD City untuk kebutuhan tenaga kerja perusahaan IT, pembinaan usaha UMKM, dan pelaksanaan program pemberdayaan desa bernama Kampung Mantul.
Terkait aspek Tata Kelola, perusahaan berupaya mewujudkan tata kelola perusahaan (GCG) yang baik dan berkelanjutan melalui berbagai inisiatif.
“Penerapan aspek ESG tidak hanya dilakukan Sinar Mas Land di kawasan BSD City saja, karena ini merupakan aspek penting bagi keberlanjutan usaha yang juga berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Sinar Mas: Minyak Sawit Merupakan Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan
Baca juga: Sinar Mas dorong pengembangan UMKM melalui digitalisasi
Wartawan : Achmad Irfan
Redaktur: Agus Salim
Hak Cipta © ANTARA 2024