Kisah dugaan perselingkuhan Nabi Yusuf dan Zulaikha ini menggambarkan sebuah ujian berat dalam kehidupan Nabi Yusuf. Padahal Nabi Yusuf telah diangkat menjadi anak oleh Qithfir, namun Menteri Keuangan Mesir, Zulaikha, istri Qithfir, menahannya dengan niat jahat. Meski tergiur dengan godaan yang kuat, Nabi Yusuf dengan tegas menolaknya, menyatakan kesetiaannya kepada suaminya dan meyakinkannya bahwa tindakan tersebut tidak tepat.
Sebagaimana diceritakan dalam Nasib dan Mukjizat Pria Tertampan Yusuf Alaihi Salam (2015) karya Sulistyawati Khairu, Nabi Yusuf dalam ketabahannya menolak godaan, menawarkan perlindungan kepada Allah. Kesetiaannya kepada suaminya diuji ketika Zulaikha, yang tertekan oleh penolakan Nabi Yusuf, merobek pakaiannya dan menuduhnya melakukan perselingkuhan.
Wanita yang dia (Yusuf) tinggali di rumahnya, merayunya. Dia menutup semua pintu rapat-rapat, lalu berkata, “Dekati aku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah. Sesungguhnya dia (suamimu) adalah tuanku. Dia telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung.” (QS.Yusuf ayat 23)
Qithfir, suami Zulaikha, memergoki mereka di depan pintu sehingga memicu duel antara Nabi Yusuf dan Zulaikha. Puncaknya adalah ketika Qithfir menetapkan jika baju Yusuf robek di bagian depan berarti ia berbohong, begitu pula sebaliknya bagi Zulaikha.
Kisah ini mencerminkan keadilan Tuhan dalam menguji hamba-Nya. Nabi Yusuf, meski difitnah, tetap setia pada nilai-nilai moral dan kejujurannya. Meski bersaksi jujur, Nabi Yusuf harus mendekam lama di penjara. Namun, nasib memberinya kebebasan, dan ia diberi tanggung jawab tinggi sebagai bendahara negara oleh raja Mesir sebagai imbalan atas kebijaksanaan dan kejujurannya.
Setelah melalui cobaan dan penjara, Nabi Yusuf memperoleh kebebasan dan kesempatan untuk menafsirkan mimpi raja Mesir. Kehandalannya dalam tugas ini membuka jalan bagi Nabi Yusuf untuk menjadi bendahara negara.
Dipisahkan oleh peristiwa sulit, takdir mempertemukan Nabi Yusuf dan Zulaikha. Ketika raja dan Zulaikha berpisah, Nabi Yusuf melamarnya dengan setia menjalankan tugasnya sebagai bendahara, menunjukkan integritasnya dalam menghadapi cobaan hidup.
Kesempatan akhirnya datang, Nabi Yusuf dan Zulaikha menjadi pasangan sah. Dalam prosesnya, Nabi Yusuf mengetahui bahwa Zulaikha masih perawan karena raja Mesir impoten. Kisah ini menggambarkan bagaimana takdir dan keadilan Tuhan selalu mengiringi perjalanan hidup Nabi Yusuf yang dengan setia menjalankan tugas dan nilai akhlak berhasil mengatasi cobaan hidup dan bersatu dengan Zulaikha.