NEWS

Kisah Agen BRILink Memberikan Literasi Keuangan di Pedesaan, Melawan Pinjaman dan Penipuan

Kisah Agen BRILink Memberikan Literasi Keuangan di Pedesaan, Melawan Pinjaman dan Penipuan


Tak hanya ancaman keamanan digital, Supri juga kerap menemukan kasus penipuan dengan berbagai cara. Seringkali modus penipuan diawali dengan pesan singkat di WhatsApp atau SMS berisi hadiah undian. Biasanya Supri melihat korbannya diawasi melalui telepon untuk segera mentransfer uang agar hadiahnya cair.

Supri mengaku menggagalkan cara penipuan tersebut tidak hanya sekali. Saat korban sampai di tempatnya untuk mentransfer uang, Supri menyadarkan korban dengan langsung menutup telepon dan menjelaskan bahwa mereka sedang dihipnotis.

“Cara kedua seringkali mengatasnamakan keluarga. Misalnya ada anggota keluarga yang mengalami kecelakaan. “Ada yang mengaku polisi, ada anak menangis dan sebagainya,” kata Supri.

Dari modus penipuan tersebut, Supri kerap mengajak pelanggannya untuk menerima informasi lebih jelas. Dari sini, warga semakin waspada terhadap berbagai modus penipuan.

“Mereka tidak lagi memberi informasi, kalau ada apa-apa, kabar apa pun, apakah mau dapat hadiah, ada masalah apa pun terkait bank, pihak bank sendiri pasti akan memberikannya.

siapa yang menghubungi. Minimal agen kami membantu memberikan informasi, jelas Supri.

Supri menuturkan, dirinya sebagai agen BRILink juga memberikan solusi agar warga tidak terus tertipu. Pada akhirnya, Supri juga berperan dalam menjamin keamanan finansial masyarakat.

Hal ini juga terkait dengan keselamatan nasabah yang akan terkena motif penipuan seperti balas dendam. Jadi BRI tidak hanya melayani, tapi juga memberikan informasi penting agar tidak terjadi hal-hal negatif di kemudian hari, tambah Supri.

Susilawati (39) juga punya pengalaman menyelamatkan masyarakat dari penipuan. Pemilik Toko Kelontong Blink-Blink di Bongos I, Gadingsari, Kecamatan Sanden ini juga kerap menjumpai kasus penipuan dengan cara mendapatkan hadiah. Tak tanggung-tanggung, jumlah yang diminta penipu bisa mencapai jutaan rupiah.

“Saat saya fokus, saat saya konsentrasi dan paham itu penipuan, saya hentikan,” kata Susilawati saat ditemui di tokonya, Rabu (20/3/2024).

Susi bahkan membawa korban penipuan tersebut ke kantor polisi untuk memberikan penjelasan yang lebih kredibel terkait penipuan tersebut. Saat itu korban ingin mentransfer uang ke BRILink miliknya.

“Sampai ada yang nggak punya uang, mau titip motornya. Tapi suruh transfer dulu. Tapi saya nggak mau,” kata Susilawati.

Biasanya Susi selalu mengingatkan korban untuk lebih mengecek silang informasi yang diterimanya. Bahkan, ia tak segan-segan meminta bantuan kantor unit BRI agar bisa menjelaskan sejelas-jelasnya cara penipuan yang dialaminya.

Maksud saya adalah tetap berhati-hati. Jika Anda memiliki informasi tersebut, Anda harus mengkonfirmasinya terlebih dahulu ke BRI. Jangan langsung menerimanya. “Itu yang terpenting,” imbuh wanita yang sudah 9 tahun menjadi agen BRILink ini.

Exit mobile version