NEWS

Ketua DPRD Bogor mengarahkan pemerintah kabupaten belajar pengelolaan sampah dari Kota Solo

Ketua DPRD Bogor mengarahkan pemkab belajar olah sampah dari Kota Solo

Permasalahan sampah di Kabupaten Bogor menjadi salah satu permasalahan yang harus kita tangani bersama. Kabupaten Bogor (ANTARA) – Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto mengarahkan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat mempelajari keberhasilan Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah dalam mengolah sampah menggunakan teknologi.Rudy, di Cibinong, Bogor, Senin, ingin Pemkab Bogor membuat konsep penanganan sampah yang jelas, seperti Kota Solo yang mengubah sampah menjadi bahan baku pembangkit listrik.

“Permasalahan sampah di Kabupaten Bogor menjadi salah satu permasalahan yang harus kita tangani bersama. Kita bisa mencontoh daerah lain seperti Kota Solo di bawah kepemimpinan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka dalam membangun PLTSa,” kata Rudy.

Menurutnya, Pemkab Bogor perlu belajar cara terbaik dalam mengelola sampah.

Ia menilai bank sampah dan program desa ramah lingkungan yang berjalan selama ini hanya sedikit meminimalisir permasalahan tersebut. Namun, seiring dengan perkembangan daerah, pengelolaan sampah pada skala kabupaten harus dirumuskan.

“Populasi kita terus bertambah, begitu juga dengan sektor bisnis dan jasa yang terus berkembang dan produksi sampah semakin meningkat setiap harinya,” ujarnya pula.

Rudy mengingatkan, Kabupaten Bogor dengan jumlah penduduk 5,4 juta jiwa tentu tidak lepas dari permasalahan sampah. Apalagi Kabupaten Bogor bertetangga dengan kota-kota besar dengan pertumbuhan bisnis dan jasa yang cukup tinggi.

“Saya yakin Pemkab Bogor sangat mencintai daerah ini, dan ingin berbuat yang terbaik untuk daerah yang dicintainya. Oleh karena itu, mari kita pikirkan bagaimana caranya, termasuk persoalan penanganan sampah yang sampai saat ini belum ada solusi yang jelas. Kami juga ingin Kabupaten Bogor meraih Adipura karena mengelola sampahnya dengan baik,” kata Rudy.

Pj Bupati Bogor Asmawa Tosepu mengakui permasalahan sampah di Kabupaten Bogor harus ditangani dengan baik mengingat keterbatasan armada yang ada. Asmawa juga terus mendorong Pemprov Jabar agar segera mengoperasikan TPPAS Nambo.

Asmawa Tosepu menyadari, tidak semua truk sampah milik Pemkab Bogor dalam kondisi laik jalan. Dia memastikan secara bertahap sarana dan prasarana akan diperbaiki dan diganti dengan yang baru.

Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk mempercepat pengoperasian TPPAS Nambo. Mudah-mudahan tahun ini bisa digunakan, kata Asmawa.

Saat ini DLH mencatat terdapat 353 bank sampah dan 32 Eco Village serta 144 Desa Ramah Lingkungan (KRL) yang tersebar di Kabupaten Bogor.

“Karena armada pengangkut sampah sangat minim, maka perlu juga tindakan nyata masyarakat untuk mengolah sendiri sampahnya,” ujarnya lagi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor Soebiantoro mengungkapkan produksi sampah di Kabupaten Bogor mencapai 2.800 ton per hari. Sedangkan daya dukung sampah DLH Kabupaten Bogor hanya berkisar 700 ton per hari.

Dengan kata lain, masih ada sekitar 2.150 ton sampah, baik yang berasal dari rumah tangga, restoran, perkantoran, dan industri, yang tidak diangkut dengan truk besar berwarna kuning milik Pemkab Bogor. Karena itu, tumpukan sampah banyak dijumpai di pinggir jalan di Bumi Tegar Beriman.

Sebab, armada truk sampah DLH hanya berjumlah sekitar 200 unit. Sedangkan jumlah truk sampah yang ideal di Kabupaten Bogor adalah sekitar 600 unit dengan asumsi satu truk melayani 10 ribu warga.

“Sampai saat ini belum semuanya terangkut karena luas wilayah kita dan jumlah penduduk yang sangat besar. Yang belum terangkut perlu perawatan lebih lanjut,” kata Soebiantoro.

Baca juga: DLH Bogor akan mengangkut tumpukan sampah hingga dua meter di Bojonggede
Baca juga: Gibran Pamer Kesuksesan Kelola Sampah Saat Kampanye di Bogor

Wartawan : M Fikri Setiawan
Redaksi : Budisantoso Budiman
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version