NEWS

Kemlu hargai keputusan Malaysia larang peredaran komik yang hina PMI

Kemlu hargai keputusan Malaysia larang peredaran komik yang hina PMI

Jakarta (ANTARA) – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal mengapresiasi keputusan pemerintah Malaysia yang melarang peredaran komik “When I Was a Kid 3” yang berisi penghinaan terhadap pekerja migran Indonesia (PMI).Yang jelas bahasa yang digunakan adalah ‘monyet’ untuk (merujuk) tenaga kerja kita, kata Iqbal saat ditanyai tanggapan Indonesia terkait komik Malaysia tersebut, di Jakarta, Jumat.

Lebih lanjut Iqbal menjelaskan, terlepas istilah tersebut ditujukan untuk orang Indonesia atau tidak, salah satu bagian komik yang berkisah tentang seorang ayah yang mengajari anaknya memanggil manusia dengan sebutan ‘monyet’ sangatlah tidak mendidik.

“Dari segi pendidikan sangat tidak mendidik dan merendahkan harkat dan martabat manusia,” ujarnya.

Komik karya Cheeming Boey merupakan cerita bergambar tentang masa kecilnya. Dalam bab “When I Was a Kid” edisi 3 berjudul “Kelapa II”, Cheeming bercerita tentang saat ia pernah dipanggil oleh ayahnya untuk melihat seekor monyet.

Namun, yang dilihatnya bukanlah seekor monyet, melainkan seorang pekerja rumah tangga asal Indonesia yang bekerja di rumahnya.

Wanita pekerja itu dijuluki “monyet” karena kepiawaiannya memanjat pohon kelapa.

Dalam keterangan yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Boey berdalih bahwa cerita tersebut ia tulis untuk menunjukkan betapa kagum dan kagumnya ia terhadap kemampuan pembantu rumah tangganya yang mampu memanjat pohon kelapa dengan begitu cepat.


Animator dan penulis kelahiran Malaysia yang kini tinggal di AS ini kemudian menceritakan bagaimana ia ingin membanggakan ayahnya dengan mencoba memanjat pohon kelapa, seperti yang dilakukan asisten rumah tangganya, namun tidak bisa.

Boey mulai menulis komik “When I Was a Kid” pada tahun 2012 dan menjadi best seller. Komik edisi ke-3 yang diprotes masyarakat Indonesia ini terbit pada tahun 2014 atau sekitar 10 tahun yang lalu.

Beredarnya komik ini mendapat kritik dari masyarakat Indonesia. Demonstrasi sempat digelar di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta pada 26 Juni 2023, hingga pemerintah Malaysia memutuskan untuk melarang peredaran komik tersebut mulai pekan ini.

Wartawan: Yashinta Difa Pramudyani
Redaktur: Azis Kurmala
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version