NEWS

Kementerian PUPR bangun bendungan pertama di Sulawesi Barat

Kementerian PUPR bangun bendungan pertama di Sulawesi Barat

Dengan begitu, bendungan yang dibangun dengan biaya besar bisa bermanfaat karena airnya terjamin bisa mengalir ke sawah petani. Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang mengerjakan pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, yang akan menjadi bendungan pertama di provinsi tersebut.Berdasarkan siaran pers Kementerian PUPR, Minggu, bendungan pertama di Sulawesi Barat ini masuk dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 untuk meningkatkan jumlah tampung air guna menunjang pangan dan program keamanan air.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan tersebut akan dibarengi dengan pembangunan jaringan irigasi.

“Dengan demikian, bendungan yang dibangun dengan biaya besar bisa bermanfaat karena airnya terjamin bisa mengalir ke sawah petani,” kata Basuki.

Bendungan Budong-Budong dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektar. Bendungan ini akan memiliki kapasitas tampung sebesar 65,18 juta meter kubik.

Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, kontrak pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai pada 8 Desember 2020.

Sedangkan pekerjaan pembangunan bendungan akan dimulai pada September 2023.

Pembangunan bendungan pertama di Sulbar masih dalam tahap penyelesaian konstruksi dengan progres fisik sebesar 27 persen, kata Dedi.

Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh kontraktor PT Abipraya-Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Pengawas PT Indra Karya – PT Tuah Agung Anugrah – PT Ciriajasa EC, KSO dengan biaya Rp 1,02 triliun.

Berdasarkan informasi tersebut, Bendungan Budong-Budong mempunyai potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik.

Hal ini diyakini bermanfaat karena Kabupaten Mamuju Tengah diharapkan banyak melakukan kegiatan pembangunan, baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.

Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan untuk mengendalikan banjir di daerah rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo dan Karossa dengan mengurangi 60 persen dari 341,59 meter kubik per detik menjadi 106,76 kubik. meter per detik, kata keterangan itu.

Wilayah Kabupaten Mamuju Tengah dilalui oleh tujuh sungai yaitu Sungai Budong-Budong, Lumu, Karama, Karossa, Benggaulu, Kamansi dan Panggajoang yang mengalir dari daerah perbukitan di sebelah timur hingga daerah pesisir pantai di sebelah barat dan bermuara di perairan laut Selat Makassar.

Bendungan Budong-Budong akan dibangun dengan membendung Sungai Salulebbo yang merupakan anak sungai Budong-Budong.

Kabupaten Mamuju Tengah memiliki luas wilayah 306.527 km2 yang didominasi oleh lahan kering sekitar 38 persen dan lahan kering sekunder sekitar 24 persen.

Kabupaten ini terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Tobadak, Pangale, Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa, dengan komoditas unggulan seperti padi dan palawija serta kelapa sawit, kakao, kelapa, jeruk, kopi, obat-obatan. tanaman dan perkebunan nilam.

Baca juga: Kementerian PUPR: Akses Tol Makassar New Port Permudah Jalur Ekspor

Baca juga: Kementerian PUPR: Tol Japek II Selatan Paket 3 akan selesai dibangun pada 2024

Baca juga: Kementerian PUPR selesaikan pembangunan Pasar Sengkang Tempe di Wajo

Baca juga: PUPR: Tol IKN Bisa Terapkan Teknologi Pengisian Mobil Listrik

Wartawan : Shofi Ayudiana
Redaktur: Ahmad Buchori
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version