NEWS

Kemenpora bahas isu “kesehatan mental” untuk meningkatkan IPP di daerah

Kemenpora bahas isu “mental health” guna tingkatkan IPP di daerah

Banjarmasin (ANTARA) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tengah membahas isu “kesehatan mental” guna meningkatkan angka indeks pembangunan pemuda (IPP) di seluruh wilayah Indonesia.Pengamat Kebijakan Pakar Muda Deputi Bidang Pemberdayaan Karakter Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Kartini Sulistiyowati di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan kesehatan mental merupakan salah satu masalah besar yang harus mendapat perhatian karena memiliki peran penting. pada kualitas sumber daya manusia (SDM) pemuda.

“Masalah kesehatan jiwa ini merupakan program strategis yang diamanatkan oleh Menpora, sehingga kami menggagas program Olah Rasa yang fokus pada bagaimana memberikan solusi kesehatan jiwa bagi generasi muda,” ujarnya.

Dikatakannya, saat ini program Olah Rasa sedang digencarkan di daerah, dan baru dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Kalimantan Selatan bekerja sama dengan Yayasan Hasnur Center dan pihak universitas.

Kegiatan tersebut merupakan Taste Talk Show yang mengangkat tema “Jalin Kolaborasi Pentahelix Menuju Generasi Indonesia Sehat Mental”.

“Program ini melibatkan mahasiswa dan komunitas pemuda sebagai generasi muda, serta menghadirkan pakar psikologi dari kalangan akademisi sebagai narasumber,” ujarnya.

Kartini mengatakan dalam pelaksanaannya para ahli psikologi akan mengkaji kondisi kesehatan jiwa remaja terkait perubahan perilaku dan pola komunikasi, apakah ada perubahan, kemudian memberikan penyuluhan untuk mengubah pola pikir remaja yang terpapar ke arah negatif. .

Mereka yang terpapar akan diberikan ruang untuk berbenah diri, bahkan tak sedikit yang berhasil meningkatkan kesehatan mentalnya menjadi lebih baik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, sebanyak 24 persen dari total populasi remaja terpapar kecanduan rokok, pornografi, narkoba, bahkan gangguan jiwa.

Data ini, kata dia, menunjukkan peluang remaja yang tidak sehat semakin hari semakin meningkat. Hal ini berdampak pada menurunnya IPP suatu daerah karena generasi muda kurang produktif akibat gangguan kesehatan mental. Foto bersama usai Talkshow Rasa bertema “Membangun Kolaborasi Pentahelix Menuju Generasi Indonesia Sehat Mental” di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (8/3/2024). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang) Oleh karena itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI menggencarkan program Olah Rasa sebagai solusi meningkatkan kesehatan mental generasi muda sehingga terbentuk generasi yang sehat jasmani dan rohani menyambut Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Himitekindo-Kemenpora Jajaki Kolaborasi Kepemimpinan Pemuda Maritim
Baca juga: Kemenpora mengapresiasi Universitas Al-Azhar yang menerapkan kewirausahaan mahasiswa

Jika kondisi kesehatan mental generasi muda membaik, lanjutnya, maka target penurunan angka penyakit remaja akan mampu diatasi secara perlahan. Untuk memaksimalkan hal tersebut, dibentuklah beberapa komunitas di daerah dengan program khusus yaitu kader pemuda anti rokok, kader pemuda anti narkoba dan komunitas pemuda lainnya.

Kartini mengatakan, angka kesakitan remaja sangat mempengaruhi naik turunnya IPP suatu daerah, sehingga program Olah Rasa yang berkonsentrasi membangun media konsultasi kesehatan gratis dapat menjadi solusi bagi remaja yang mengalami permasalahan kesehatan jiwa.

“Dalam implementasinya, program Olah Rasa telah melalui penelitian yang melibatkan pemuda di seluruh tanah air. Perlahan-lahan kita membangun kerja sama di daerah, baik perusahaan maupun komunitas pemuda,” kata Kartini.

Ia berharap program Olah Rasa dapat dilaksanakan lebih masif di daerah-daerah yang belum pernah dikunjungi, namun tentunya membutuhkan peran seluruh elemen mulai dari negara, swasta, hingga masyarakat luas agar dapat memberikan dampak yang signifikan dalam mengubah generasi muda. lebih baik.

Sementara itu, Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Ceria Hermina yang memberikan materi tentang ilmu kesehatan jiwa mengatakan, kolaborasi antara Kemenpora, Hasnur Center dan perguruan tinggi dalam mengangkat permasalahan kesehatan jiwa di Kalsel sangat penting.

Apalagi Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka IPP terendah keempat di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 50,17 atau memiliki selisih IPP nasional sebesar -5,16 dengan persentase -10,29.

“Program kesehatan jiwa harus lebih masif agar dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” kata Ceria.

Wartawan: Tumpal Andani Aritonang
Redaktur: Triono Subagyo
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version