NEWS

Kemenkes: 95 persen anak Indonesia harus sudah imunisasi

Kemenkes: 95 persen anak Indonesia harus sudah imunisasi

Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks atau kanker serviksJakarta (ANTARA) – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan mengatakan, 95 persen anak-anak di Indonesia pasti sudah diimunisasi, karena pihak tersebut menambah jumlah vaksin pada imunisasi rutin, dari 11 menjadi 14 jenis.“Karena saya melihat ada beberapa kabupaten/kota yang bisa mendekati target nasional, namun ada kabupaten/kota yang sangat jauh dari imunisasi dasar lengkap,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dr. Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS dalam keterangan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Maxi menjelaskan peningkatan jumlah vaksin ini sejalan dengan program utama Kementerian Kesehatan, yakni transformasi kesehatan dalam akses layanan primer. Hal ini bertujuan untuk memperkuat upaya preventif di layanan primer.

Tiga vaksin tambahan tersebut, kata dia, adalah Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk penyakit kanker, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk pneumonia, dan Rotavirus Vaccine (RV) untuk diare.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 103 juta wanita berusia 15 tahun ke atas di Indonesia berisiko terkena kanker serviks. Selain itu, sekitar 36.000 wanita terdiagnosis kanker serviks setiap tahunnya, dan sekitar 70 persen di antaranya berada pada stadium lanjut. Angka kematian akibat kanker serviks juga tergolong tinggi yaitu sekitar 21.000 kematian pada tahun 2020.

Data Globocan mencatat pada tahun 2021 terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang semakin meningkat.

Menurutnya, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang paling murah. Oleh karena itu, anak perempuan berusia 11 dan 12 tahun perlu segera mendapatkan vaksin.

“Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari penyakit kanker serviks atau kanker serviks. Angka kematian akibat kanker ini mencapai 50 persen, karena datangnya terlambat, ujarnya.

Pneumonia dan diare, kata dia, merupakan dua dari lima penyebab kematian balita tertinggi di Indonesia. Hal ini dapat dicegah dengan imunisasi PCV dan Rotavirus.

Pada tahun 2022, cakupan imunisasi PCV akan diperluas secara nasional dan akan diberikan dua kali pada anak usia 0-11 bulan, dan satu kali pada anak usia 12-24 bulan. Sedangkan imunisasi Rotavirus (RV) dianjurkan sebanyak 3 kali yaitu pada saat bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan untuk memberikan perlindungan yang tinggi dan merata.

Awalnya imunisasi ini hanya mencakup 21 kabupaten dan kota di Indonesia. Namun untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat diare, Kementerian Kesehatan memperluas pemberian imunisasi RV di seluruh Indonesia mulai tahun 2023.

“Introduksi imunisasi Rotavirus sudah dilakukan sejak tahun 2022, namun kami luncurkan dan perluas secara nasional,” kata Maxi.

Kementerian Kesehatan juga memberikan imunisasi polio suntik dosis kedua atau IPV2 untuk memperkuat perlindungan terhadap polio.

Dengan tambahan tersebut, 14 jenis vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin antara lain BCG (Bacillus Calmette-Guérin) untuk tuberkulosis (TB), DPT-Hib untuk infeksi jenis difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan Haemophilus influenzae. B.

Kemudian, imunisasi hepatitis B, MMR dan MR untuk campak rubella, vaksin OPV atau polio tetes serta vaksin IPV dan IPV2 atau polio suntik, vaksin TT, DT, dan TD untuk tetanus difteri, vaksin Japanese Encephalitis (JE) untuk ensefalitis, serta serta HPV, PCV, dan Rotavirus.

Reporter: Mekah Yumna Ning Prisie
Redaksi : M.Tohamaksun
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version