NEWS

Jumlah korban tewas akibat banjir di Sumatra Barat naik menjadi 50 orang

Jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor di Sumatra Barat, Indonesia, meningkat menjadi 52 orang dan lebih dari 3.000 orang dievakuasi, pihak berwenang mengatakan pada hari Selasa (14 Mei).

Hujan deras pada hari Sabtu malam memicu banjir bandang, tanah longsor, dan aliran lahar dingin, sebuah campuran seperti lumpur yang terdiri dari abu vulkanik, puing-puing batu, dan air, di tiga distrik di provinsi Sumatra Barat. Pada hari Senin, jumlah korban tewas mencapai 43 orang.

Aliran lahar dingin, yang dikenal di Indonesia sebagai lahar dingin, berasal dari Gunung Marapi, salah satu gunung berapi paling aktif di Sumatera. Lebih dari 20 orang tewas ketika Marapi meletus pada bulan Desember. Serangkaian letusan terjadi setelahnya.

Dari 52 korban tewas, lebih dari 45 orang telah diidentifikasi, kata juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Ilham Wahab. Tim penyelamat lokal, polisi dan militer akan terus mencari 17 orang yang masih hilang, tambahnya.

Ilham mengatakan 249 rumah, 225 hektar lahan, termasuk sawah, dan sebagian besar jalan utama di tiga kabupaten rusak. Banjir telah surut sejak hari Minggu.

“Selain melakukan pencarian korban hilang, kami akan fokus untuk membersihkan jalan-jalan utama dari lumpur, kayu-kayu gelondongan, batu-batu besar yang terbawa banjir ke jalan dan pemukiman warga,” kata Ilham.

Hingga hari Selasa, 3.396 orang telah dievakuasi ke gedung-gedung terdekat, kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, dalam sebuah pernyataan.

Exit mobile version