NEWS

Jumat, kualitas udara Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif

Jumat, kualitas udara Jakarta tak sehat bagi kelompok sensitif

Pasang kabut air terus, penanganan pencemaran tidak ada perubahan, tahun depan masih ada musim panas lagi. Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara Jakarta pada Jumat pagi tergolong tidak sehat bagi kelompok sensitif dan menduduki peringkat ke-23 kota dengan udara terburuk di dunia. dunia.

Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 05.10 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada pada peringkat 23 dengan angka 125 atau masuk kategori tidak sehat dengan pencemaran udara PM2.5 dan nilai konsentrasi 45,5 mikrogram per meter kubik.

Angka tersebut menjelaskan bahwa tingkat kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia atau kelompok hewan yang sensitif atau dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau nilai estetika.

Kategori baik adalah tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia atau hewan serta tidak berpengaruh terhadap tanaman, bangunan atau nilai estetika dengan rentang PM2.5 0-50.

Kategori sedang, yaitu kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi tanaman sensitif dan nilai estetika dengan kisaran PM2.5 51-100.

Kota dengan kualitas udara terburuk: peringkat pertama adalah Shenyang, Tiongkok di nomor 279; Juara 2 Accra, Ghana di nomor 240; Tempat ke-3 Karachi, Pakistan dengan 190; peringkat ke-4 Kabul, Afghanistan di nomor 189; peringkat 5 Wuhan, China di peringkat 177; Tempat ke-6 Dhaka, Bangladesh di nomor 176.

peringkat 7 Shanghai, China di peringkat 174; peringkat 8 Hangzhou, Tiongkok pada peringkat 171, peringkat 9 Lahore, Pakistan pada peringkat 169; peringkat 10 Ulaanbaatar, Mongolia di nomor 166; peringkat 11 Yangon, Myanmar di peringkat 165; peringkat ke-12 di Kolkata, India dengan 160; Tempat ke-13 Delhi, India di nomor 160.

tempat ke-14 Mumbai, India di nomor 158; peringkat 15 Bagdad, Irak di peringkat 156; peringkat 16 Chengdu, Tiongkok di peringkat 154; tempat ke-17 Skopje, Makedonia di nomor 151; tempat ke-18 Kampala, Uganda di nomor 144; peringkat 19 Kathmandu, Nepal di peringkat 141; peringkat 20 Phnom Penh, Kamboja di peringkat 139; Peringkat 21 Tel Aviv-Yafo, Israel di peringkat 134, dan peringkat 22 Chongqing, Tiongkok di peringkat 127.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya terus menggencarkan pemasangan genset bertekanan tinggi untuk menyemprotkan penghasil kabut air ke udara meski saat musim hujan.

“Pasang kabut air saja, tidak ada perubahan penanganan pencemaran, tahun depan masih musim panas,” kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).

Pemasangan water mist generator merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengurangi polusi udara.Menurut Heru, pemasangannya harus terus ditambah untuk persiapan menghadapi musim kemarau ke depan.

Juru Bicara Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara (Satgas PPU) Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, hingga 17 November 2023, jumlah water mist generator yang terpasang sebanyak 177 unit di 143 gedung pemerintahan dan swasta.

Ruang lingkup gugus tugas pengendalian pencemaran udara ini meliputi penyusunan standar operasional prosedur (SOP) penanganan pencemaran udara di Provinsi DKI Jakarta, pengendalian pencemaran udara akibat kegiatan industri, dan pemantauan berkala terhadap kondisi kualitas udara, serta dampak pencemaran udara terhadap kesehatan.

Selain itu, melaksanakan pencegahan terhadap sumber pencemaran, baik yang berasal dari sumber bergerak maupun tidak bergerak, termasuk sumber gangguan dan penanganan keadaan darurat.Selain itu, kata dia, penerapan wajib uji emisi kendaraan bermotor, peremajaan angkutan umum, dan pengembangan transportasi ramah lingkungan bagi angkutan umum dan pemerintah.

Selanjutnya, ia bertugas memperbanyak ruang terbuka, bangunan hijau, dan mengaktifkan gerakan penanaman pohon, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas udara, memantau kepatuhan terhadap izin yang berdampak pada pencemaran udara, dan menindak pelanggaran pencemaran udara.

Wartawan : Siti Nurhaliza
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version