Jakarta (ANTARA) – Indonesia kembali menjadi pemimpin global di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal.“Setelah reformasi, kita kangen banget jadi pemimpin lagi. Dari reformasi sampai sekarang, 10 tahun terakhir ini kita merasa Indonesia kembali masuk dalam peta – Indonesia jadi pemimpin lagi,” kata Lalu Muhamad Iqbal saat peluncuran. laporan “Capaian Kinerja Tahun 2023” di Jakarta, Selasa.
Iqbal mengatakan, sejarah kepemimpinan Indonesia di kancah internasional dimulai pada tahun 1955 ketika menggagas Konferensi Asia Afrika (KAA) yang mendorong kemerdekaan banyak negara di kedua kawasan tersebut.
Kemudian, Indonesia berperan membantu tercapainya perdamaian di Kamboja dan Filipina pada tahun 80an dan 90an.
Kepemimpinan global Indonesia ditunjukkan melalui perannya sebagai Presiden G20 pada tahun 2022, kemudian Ketua ASEAN pada tahun 2023, serta sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020 dan anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk PBB. periode 2020-2022 dan 2024-2026.
Menurut Iqbal, Indonesia berhasil menjalankan tugasnya sebagai pemimpin G20 di tengah gejolak situasi dunia akibat perang Rusia-Ukraina.
“Saat pecah perang antara Rusia dan Ukraina, seluruh pemimpin dunia merasa pesimis dan skeptis bahwa Indonesia bisa memimpin G20. “Tapi ternyata tahun lalu kita sangat sukses menyelenggarakan KTT G20 di Bali. Dari 20 negara (anggota G20), 17 pemimpin hadir langsung di Bali bahkan mengeluarkan pernyataan bersama,” ujarnya.
Baca juga: Indonesia berpeluang menjadi pemimpin global dalam perubahan iklim
Sementara itu, saat menjadi Ketua ASEAN pada tahun ini yang diwarnai konflik politik di Myanmar dan dinamika geopolitik, Indonesia mencatat bergabungnya empat negara baru sebagai mitra ASEAN melalui penandatanganan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) Asosiasi.
Kemudian di Dewan HAM, Indonesia berhasil memperoleh 186 suara untuk menjadi anggota Dewan HAM periode 2024-2026, mengalahkan negara Asia Pasifik lainnya yaitu Jepang dan China yang sama-sama menjadi kandidat.
“Hal ini tentu tidak mudah untuk dicapai, kami telah berinvestasi hampir 10 tahun agar semua orang percaya pada Indonesia,” kata Iqbal.
Dalam politik global, jelasnya, Indonesia selalu berusaha memediasi dan menjembatani kepentingan berbagai pihak.
“Indonesia broker yang jujur, karena kalau kita memediasi sesuatu pasti menjadi jembatan pembangun. Kita tidak pernah menjadi masalah di dunia, malah kita menjadi solusi,” kata Iqbal.
Baca juga: Jokowi: Indonesia butuh pemimpin yang berani menghadapi dinamika global
Wartawan: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
HAK CIPTA © ANTARA 2023