Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ketidakpercayaannya terhadap junta militer Myanmar berdasarkan pendekatannya (pertunangan) yang telah dilakukan Indonesia dengan berbagai pemangku kepentingan di tanah air.Sebagai Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini, kata Jokowi, Indonesia sudah melakukan lebih dari 145 pertunangan dengan 70 pemangku kepentingan terkait dengan Myanmar.
“Dan Indonesia melihat sudah mulai terlihat memercayai antara satu pemangku kepentingan dengan pihak lain, kecuali dengan junta militer,” kata Presiden Jokowi saat membuka sidang mundur KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pada Selasa.
Untuk itu, menurutnya, ASEAN perlu terus mendorong terlaksananya dialog nasional yang inklusif sebagai mekanisme penyelesaian krisis yang dimiliki dan dipimpin oleh masyarakat Myanmar. (Mekanisme yang dimiliki Myanmar dan dipimpin Myanmar).
Dialog inklusif tersebut merupakan salah satu dari lima poin konsensus yang disepakati para pemimpin ASEAN dengan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing untuk membantu menyelesaikan krisis politik dan ekonomi yang dipicu oleh kudeta militer di negara tersebut.
Baca juga: Retno: Indonesia Lakukan “Engagement” Intensif dengan Myanmar
Namun sejak disepakati pada April 2021, penerapan Konsensus Lima Poin (5PC) masih terhenti karena junta dianggap belum mempunyai kemauan untuk menerapkan 5PC.
Untuk itu, pada KTT kali ini para pemimpin ASEAN berencana mengkaji ulang implementasi 5PCs – sesuai dengan rekomendasi para menteri luar negeri negara anggota ASEAN.
Demi kepentingan ASEAN sebagai satu keluarga, kata Jokowi, ASEAN harus berani melakukan evaluasi diri, mendiskusikan permasalahan secara terbuka, dan mencari solusi bersama terhadap krisis Myanmar.
Ia juga menekankan bahwa ASEAN memerlukan upaya yang luar biasa dan taktis untuk dapat mengimplementasikan 5PC.
Terkait implementasi 5PCs, saya ingin mengingatkan kembali bahwa 5PCs merupakan upaya kolektif ASEAN sebagai satu keluarga yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN di Jakarta pada 24 April 2021. Dan 5PCs akan tetap menjadi pedoman utama bagi pelaksanaan 5PCs. ASEAN,” tegas Presiden Jokowi.
Baca juga: Menlu: Indonesia Berusaha Dorong ASEAN Bersatu Selesaikan Masalah Myanmar
Baca juga: AS Harap Indonesia Lanjutkan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar
Wartawan: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
HAK CIPTA © ANTARA 2023