NEWS

Jokowi tegaskan Indonesia masih kaji keikutsertaan jadi anggota BRICS

Jokowi tegaskan Indonesia masih kaji keikutsertaan jadi anggota BRICS

Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo menegaskan india masih mempelajari dan mempertimbangkan keikutsertaannya sebagai anggota aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).“Kita mau pelajari dulu, hitung dulu, kita tidak mau terburu-buru,” kata Jokowi usai menghadiri KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, menurut video yang diunggah Sekretariat Presiden.

Meski demikian, kata Jokowi, hubungan Indonesia dengan negara-negara BRICS saat ini sangat baik, terutama di bidang perekonomian.

“Hubungan kami dengan kelima anggota BRICS juga sangat baik, terutama di bidang perekonomian,” ujarnya.

Baca juga: BRICS Ajak Enam Negara Bergabung

Salah satu proses yang harus dilalui untuk menjadi anggota baru BRICS, kata Jokowi, adalah dengan menyerahkan surat ekspresi ketertarikan.

Presiden Jokowi mengatakan hingga saat ini Indonesia belum menyerahkan surat tersebut. “Sampai saat ini Indonesia belum menyerahkan surat tersebut,” imbuhnya.

Aliansi BRICS saat ini mencakup seperempat perekonomian global dan menampung lebih dari 40 persen populasi dunia.

Baca juga: Jokowi Serukan Penghormatan Hukum Internasional dan Hak Asasi Manusia di KTT BRICS

Pada KTT BRICS yang berlangsung pada 22-24 Agustus 2023 di Johannesburg, Presiden Jokowi hadir sebagai salah satu pembicara.

Presiden Jokowi pada KTT BRICS menyerukan penghormatan terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia.

“Sebelum kita membahas berbagai kerjasama, ada satu hal mendasar yang harus kita sepakati. Kita semua harus konsisten menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia,” ujarnya.

Presiden Jokowi menyampaikan tatanan perekonomian dunia saat ini sangat tidak adil. Jarak pembangunan semakin lebar, penduduk miskin dan kelaparan semakin bertambah. Menurutnya, situasi tersebut tidak boleh dibiarkan.

Jokowi juga menegaskan negara-negara berkembang harus bersatu memperjuangkan haknya. Selain itu, diskriminasi perdagangan harus ditolak dan hilirisasi industri tidak boleh dihambat.

Baca juga: Presiden Jokowi Akan Jadi Pembicara di KTT BRICS
Baca juga: Menanti Aksi Nyata BRICS untuk Menyeimbangkan Tatanan Global

Pengkhotbah : Pribadi Indra Arief
Redaktur : Didik Kusbiantoro
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version