Kalau ada yang namanya perang akan mengganggu dimana-mana
Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Joko Widodo menyimpulkan ketegangan geopolitik global yang dipicu oleh situasi perang Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina sepertinya tidak akan bisa dihentikan dalam waktu dekat.Jokowi dalam agenda Rapat Tahunan Bank Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu malam, meminta sektor keuangan di Indonesia mengantisipasi dampak situasi perang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Seperti yang disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dunia sedang tidak baik-baik saja. Banyak permasalahan dalam negeri di negara-negara yang berdampak global,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya pada acara tersebut.
Ia mengatakan dampak global yang dipicu oleh perang tersebut mengakibatkan tingginya inflasi suku bunga di Amerika Serikat, perlambatan ekonomi, dan krisis properti di Tiongkok akibat ketegangan geopolitik yang tiba-tiba.
“Kalau semua negara mau berperang, beri tahu kami dulu agar bisa bersiap, apa saja yang perlu dipersiapkan,” ujarnya.
Baca juga: Jokowi Sebut Perang Israel-Palestina Perparah Krisis Global
Terkait hal tersebut, Jokowi memutuskan untuk selalu terlibat dalam berbagai kesempatan konferensi internasional guna melihat dampak geopolitik global terhadap perekonomian, harga pangan, dan energi di Indonesia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada 11 November 2023 untuk membahas situasi di Gaza, Palestina.
Usai menghadiri KTT Luar Biasa OKI di Riyadh, Presiden Jokowi melanjutkan perjalanan ke Washington DC pada 12 November 2023 untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden guna menyuarakan sikap tegas Indonesia terkait situasi di Gaza.
Baca juga: Jokowi Minta Biden Hentikan Perang di Gaza
Dari Washington DC, Presiden Jokowi menuju San Francisco untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada 16 November 2023 dengan membawa dua isu, yaitu pembangunan berkelanjutan dan pembangunan inklusif.
“Tetapi, di akhir pertemuan puncak, saya menyimpulkan dalam hati bahwa perang tidak mungkin dihentikan dalam waktu dekat,” katanya.
Baca juga: Jokowi Sebut Biden Belum Tanggapi Seruan Gencatan Senjata di Gaza
Oleh karena itu, kata Jokowi, dampak perang yang sedang berlangsung harus diantisipasi oleh seluruh pihak terkait di Indonesia.
“Karena kalau ada yang namanya perang maka gangguannya akan meluas ke mana-mana. Gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, lonjakan harga energi, semuanya terdampak,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyinggung dampak perubahan iklim yang semakin dirasakan masyarakat Indonesia, salah satunya produksi pangan nasional yang sedikit menurun.
“Dua puluh dua negara membatasi ekspor pangan, tiba-tiba ini lagi. Dulu yang namanya impor beras, semua negara menawarkan, saya punya stok, saya punya stok. Sekarang 22 negara membatasi dan menghentikan ekspor pangan,” ujarnya.
Namun di tengah situasi tersebut, Jokowi bersyukur perekonomian Indonesia masih tumbuh dan stabil di kisaran 5 persen.
“Kalau kita bicara dengan kepala negara lain, dengan presiden, perdana menteri, kita bangga sekali dengan pertumbuhan ekonomi kita yang masih 5 persen padahal kalau dilihat kadang di bawah,” ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Desak Perang Israel-Palestina Segera Dihentikan
Baca juga: Jokowi: Yang Ditakutkan Dunia Saat Ini Bukan Perang Tapi Perubahan Iklim
Wartawan : Andi Firdaus
Redaksi : Didik Kusbiantoro
HAK CIPTA © ANTARA 2023