NEWS

Berita Trending Terupdate

Umum

Jokowi: Kerja sama “Belt and Road” tak boleh dipolitisasi

Inisiatif Belt and Road diperkenalkan oleh Presiden Xi pada tahun 2013 dengan nama “One Belt, One Road” (OBOR).

Melalui inisiatif ini, Xi ingin menghidupkan kembali kejayaan Jalur Sutra di abad ke-21 dengan melibatkan investasi besar-besaran dan pembangunan infrastruktur di 152 negara yang tersebar di Eropa, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.

BRI dibagi menjadi dua komponen utama: Jalur Sutra Ekonomi dan Jalur Sutra Maritim Abad 21.

Jalur Ekonomi Jalur Sutra merupakan jalur darat yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tengah, Timur Tengah, dan Eropa. Jalur Sutra Maritim Abad 21 merupakan jalur laut yang menghubungkan Tiongkok dengan Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) kemudian didirikan untuk menggalang dana bagi proyek infrastruktur BRI.

China memiliki kepemilikan terbesar di AIIB (26 persen), sedangkan Indonesia menjadi negara penyimpan modal terbesar ke-8 sebesar 672 juta dollar AS (sekitar Rp 10,23 triliun) yang dibayarkan secara bertahap selama lima tahun.

Proyek infrastruktur di Indonesia yang mendapat pendanaan dari AIIB antara lain proyek energi, pengelolaan air, pertanian, dan transportasi berbasis kereta api, seperti LRT (light rail transit) dan kereta api kecepatan tinggi.

Setidaknya 147 negara telah mendesak tercapainya kesepakatan program BRI, antara lain pembangunan KCJB di Indonesia, kereta Tiongkok-Laos, kereta ekspres Tiongkok-Eropa, dan kereta Mombasa-Nairobi.

Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Beijing untuk Hadiri Belt and Road Forum
Baca juga: China akan menggelar Forum “Belt and Road” pada 17-18 Oktober
​​​​​​​​

Reporter: Desca Lidya Natalia
Redaktur: Anton Santoso
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *